Visualindonesia, Jakarta,-
Jalan cerita sinetron aksi Roda Roda Gila di SCTV kian waktu kian memikat penggemarnya. Mengisahkan tentang romantisme yang rumit di kalangan anak motor, yang melibatkan Elvano (Junior Roberts) dan Mika (Callista Arum).
Sinetron garapan rumah produksi SinemArt yang dibesut apik oleh Akbar Bhakti ini, menariknya juga mempertemukan bintang muda Esta Pramanita dan Erdin Werdrayana.
Mereka memainkan sosok anak muda yang rapuh, namun menjadi kuat dengan cara yang salah dalam waktu yang singkat. Jadilah setiap episodenya dilalui dengan tantangan yang menarik.
Esta Pramanita yang berperan sebagai Isyana, misalnya, memerankan sosok perempuan yang tadinya lembut, baik dan tulus kepada orang disekitarnya, namun dikecewakan oleh orangtua-nya.
“Isyana kembali semangat setelah bertemu Nando (Erdin Werdrayana), menjadi kuat dan pemberani, tapi dengan cara yang salah,” jelas Esta dan Erdin tentang karakter mereka.
“Demikian pula Nando, adalah sosok anak yang baik, cupu, hingga kerap dibully di sekolahnya. Kemudian berubah menjadi sosok percaya diri dan kuat sejak bertemu Isyana,” ujar Erdin menimpali.
Tantangan yang tak biasa ini membuat Esta yang biasa bermain di sinetron drama, harus lebih dalam lagi mengeksplor kemampuan aktingnya di ranah sinetron aksi.
Ia juga dituntut mahir mengendarai motor berukuran besar, yang belum pernah ia lakukan.
Situasi ini menjadi tantangan luar biasa bagi Esta yang mengaku kesulitan mengendarai motor sport, lantaran postur tubuhnya yang terbilang kecil. Apalagi kalau harus memboncengi orang.
“Ceritanya sudah bisa mengendarai motor dan membonceng Nando. Padahal bawanya aja belum bisa, ini disuruh bonceng. Jadinya, selama syuting selalu takut,” kenang Esta.
Namun tantangan terberat Esta dalam sinetron Roda Roda Gila adalah menjaga emosi agar karakter dan perannya bisa sampai kepada penonton.
“Karakter Isyana itu berubah ubah emosinya. Menjaga ritme emosi itu paling sulit. Saya masih harus berusaha belajar lebih banyak lagi agar penonton suka,” ujar Isyana.
Demikian pula dengan karakter Nando yang antagonis. Erdin dituntut selalu emosional dan menguasai beladiri. Situasi ini membuatnya kerap merasa kebablasan ketika beradu akting dengan Junior Roberts.
“Suka kebablasan emosinya. Kalau nggak gitu, suka kepikiran. Makanya, main total ajalah,” ujar Erdin.
(dra; foto ist