Komodo Waterfront Festival 2025: Kebanggaan Manggarai dalam Bentang Songke Kolosal

by -

Visualindonesia.com,-

Labuan Bajo kembali menegaskan posisinya sebagai panggung budaya kelas dunia saat Komodo Waterfront Festival (KWF) 2025 resmi dibuka pada Sabtu, 15 November 2025.

Dengan mengusung tema “Bajo Heritage”, festival yang menjadi magnet pariwisata Nusa Tenggara Timur itu memulai perhelatannya melalui sebuah aksi budaya kolosal yang melibatkan lebih dari seribu peserta, menjadikannya salah satu pembukaan festival terbesar di kawasan timur Indonesia.

Pembukaan berlangsung sejak pagi, pukul 06.00 hingga 08.30 WITA, diawali dengan Karnaval Kebudayaan dari Puncak Waringin menuju Jalan Soekarno Hatta. Arak-arakan ini menampilkan ragam busana tradisional, musik, dan atraksi seni yang mencerminkan identitas masyarakat Bajo dan Manggarai Barat.

Momen tersebut menjadi bagian dari strategi penguatan pariwisata berbasis budaya yang terus digencarkan Labuan Bajo sebagai destinasi prioritas nasional.

Puncak kemeriahan hadir saat Bentang Kain Songke Manggarai digelar secara massal dengan melibatkan 1.507 peserta dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari guru, siswa, mahasiswa, hingga dosen dari sejumlah lembaga pendidikan.

Pembentangan seribu lebih kain songke ini bukan hanya spektakuler secara visual, tetapi juga sarat pesan tentang pelestarian budaya dan kebanggaan lokal.

Upacara pembukaan secara simbolis dilakukan oleh Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, M.Kes, bersama Direktur Utama PT Indonesia Ferry Property (IFPRO), Ferry Snyders, disaksikan jajaran Forkopimda, pimpinan OPD, asosiasi pariwisata, serta perwakilan lembaga pendidikan dan komunitas seni.

Dalam sambutannya, Yulianus Weng menegaskan kembali pentingnya identitas budaya bagi kemajuan pariwisata daerah.

“Komodo Waterfront Festival adalah panggung kita untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Labuan Bajo tidak hanya tentang keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang tak ternilai. Aksi Bentang Kain Songke hari ini adalah penegasan kembali jati diri kita sebagai masyarakat Manggarai,” ujarnya.

Kain Songke yang dibentangkan serentak tersebut menjadi simbol kebersamaan, penghormatan terhadap leluhur, serta penyambutan hangat masyarakat Manggarai Barat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Festival ini sekaligus memperkuat citra Labuan Bajo sebagai destinasi wisata budaya yang berpadu harmonis dengan panorama alam.

Rangkaian KWF 2025 akan berlangsung hingga 22 November, menghadirkan berbagai kegiatan seperti pelatihan kuliner bersama chef berskala internasional, kompetisi mixology dengan bartender legenda Indonesia, pameran budaya, bazaar UMKM seni dan kuliner, hingga pertunjukan seni modern pada malam puncak.

Beragam aktivitas ini dirancang untuk memperkuat ekosistem pariwisata Labuan Bajo yang mengedepankan edukasi, kreativitas, dan pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat dan wisatawan diundang untuk mengikuti seluruh agenda festival yang menghadirkan perpaduan budaya, hiburan, dan kuliner khas NTT. Festival ini diharapkan menjadi ruang pertemuan budaya sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga warisan leluhur di tengah perkembangan pariwisata global.

Sebagai lokasi utama penyelenggaraan dan akomodasi unggulan, Meruorah Komodo Labuan Bajo menyediakan pengalaman menginap berbasis budaya lokal dengan 145 kamar modern yang menawarkan panorama kota dan laut.

Berada di kawasan strategis Marina Labuan Bajo, hotel bintang lima ini juga menjadi pusat pertemuan, acara bisnis, hingga pernikahan dengan fasilitas lengkap seperti Meruorah Convention Center dan Marina Room.

Dengan akses mudah menuju pelabuhan wisata dan hanya sepuluh menit dari Bandara Komodo, Meruorah menjadi salah satu gerbang utama wisatawan untuk menjelajahi pesona Labuan Bajo.

(*/vie; foto: ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.