Visualindonesia.com,-
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata kebugaran (wellness tourism) yang ada di Indonesia, khususnya di sekitar Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui ajang “Wonderful Indonesia Wellness 2025”.
Dalam peluncuran “Wonderful Indonesia Wellness 2025” di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2025), Menteri Pariwisata mengatakan di tengah dunia yang semakin sibuk, banyak orang mencari ketenangan dan pemulihan. Menurutnya, terapi herbal, healthy dining, pengalaman spiritual, dan pengalaman wellness, saat ini semakin banyak dicari.
“Inilah peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan diri dengan cara yang lebih visioner, sebagai negeri yang tidak hanya indah untuk dikunjungi, tetapi juga menyehatkan, menenangkan, dan menginspirasi,” kata Menteri Pariwisata.
“Wonderful Indonesia Wellness 2025” yang akan dilaksanakan pada 1-30 November 2025 di Surakarta, Jawa Tengah dan Yogyakarta ini menjadi momentum untuk mendorong wisata kebugaran di tanah air naik kelas, sekaligus menghadirkan event by Indonesia berskala internasional.

Posisi Indonesia dalam Wellness Tourism Global
Indonesia memiliki poisisi unik dalam wellness tourism. Pada tahun 2023, Global Wellness Institute (GWI) mencatat wellness economy dunia bernilai 6,32 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dan diproyeksikan tumbuh 7,44 persen pertahun hingga 2029 mencapai angka 9,68 triliun dolar (AS).
Di tahun yang sama, Global Wellness Institute menempatkan Indonesia sebagai penyumbang nilai wellness economy global tertinggi di Asia Tenggara sebesar 56,4 miliar dolar (AS).
Selain itu, Indonesia juga ditetapkan sebagai negara dengan wellness economy ke-6 terbesar di Asia Pasifik, dan mencatat pertumbuhan ke-3 tertinggi di Kawasan Asia-Pasifik.
“Saat ini wisatawan rela membayar lebih untuk pengalaman yang autentik, menyembuhkan, dan transformatif. Dan Indonesia berada pada posisi yang sangat unik untuk memenuhi kebutuhan ini,” ungkap Menteri Pariwisata Widiyanti.

Event “Wonderful Indonesia Wellness 2025” yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata bersama Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DI Yogyakarta akan mempromosikan budaya wellness, khususnya tradisi wellness Kerajaan Mataram yang telah turun-temurun diwariskan.
Acara ini menggabungkan dua festival yaitu Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2025 dan Royal Surakarta Wellness Festival (RSWF).
Dirancang sebagai signature event tahunan bertaraf internasional, “Wonderful Indonesia Wellness” diharapkan menjadi payung besar untuk memperkenalkan keautentikan budaya wellness Indonesia kepada dunia.
Menteri Pariwisata Widiyanti berharap, acara ini bisa mengamplifikasi potensi wisata kebugaran Indonesia di pasar internasional.
“Dengan semangat kolaborasi, mari kita bawa Indonesia sebagai panggung wellness berkelas dunia, kebanggaan bangsa sekaligus daya tarik dunia,” ajak Menteri Widiyanti.
Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenpar, Vinsensius Jemadu menambahkan visi besar di balik penyelenggaraan “Wonderful Indonesia Wellness.

“Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat event kebugaran kelas dunia, dengan menampilkan ciri khas budaya hidup sehat dan bugar Indonesia di kancah global,” ungkap Vinsensius.
Sementara itu, Ketua BPPD DI Yogyakarta sekaligus Ketua JCWF 2025, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara menambahkan, tradisi kebugaran di Yogyakarta merupakan bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat di kota gudeg.
“Lebih dari sekadar tren gaya hidup, wellness di Yogyakarta berakar pada falsafah hidup yang menekankan keseimbangan antara manusia dan alam, serta harmoni dalam interaksi sosial dan spiritual yang semuanya terangkum dalam tema ‘Salarasing Urip, Wiraga, Wirasa, Wirama’ yang bermakna Kesatuan Hidup, Raga, Rasa, dan Irama,” ungkap GKR Bendara.
Pada kesempatan yang sama, Gusti Raden Ayu (GRAy) Putri Purnaningrum selaku Project Leader RSWF mengatakan wisata kebugaran merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan diri, menyembuhkan, dan menghargai diri sendiri dari segala macam kesibukan dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini selaras dengan konsepsi ‘Titi, Ngadi, Ngusadi’ dari Keraton Surakarta yang bermakna bahwa menyelesaikan berbagai problem kehidupan perlu ada upaya untuk menyembuhkan dan menghargai diri sendiri,” ucap GRAy Putri.
(*/vie; foto: dok. Kemenpar