Eddie Karsito Terima Penghargaan Murthi Anugerah Golden Achievement Culture Award Atas Dedikasinya di Bidang Seni, Budaya, Film dan Sastra

by -

Visualindonesia.com,-

Penggiat budaya Eddie Karsito, menerima penghargaan dengan gelar Murthi Anugerah Golden Achievement Culture Award dari Murthi Kedaton Nusantara Jayakarta Indonesia.

Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi dan dedikasinya menekuni bidang kesenian, kebudayaan, film dan sastra di berbagai Negara.

“Saya tidak menyangka dapat menerima penghargaan ini. Apresiasi ini tentu memberi pengaruh terhadap kinerja dan pengabdian saya, khususnya di bidang kesenian, dan kebudayaan yang selama ini saya geluti,” ujar Eddie Karsito kepada wartawan.

Eddie Karsito berharap, penghargaan tersebut dapat menjadi dorongan untuk terus meraih prestasi dan memberi contoh positif bagi orang lain.

“Saya senantiasa menempatkan karya sebagai gairah. Bangga dan mencintai apa yang saya kerjakan. Penghargaan ini semoga dapat memberi contoh positif bagi yang lain,” tegas Pendiri Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini.

Eddie Kasito sekaligus menyampaikan rasa terima kasih kepada Yang Mulia Maha Datu Dirajawali Pangeran Nata Adiguna (PNA) Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat Prabu Amilihur, dan Yayasan Kedaton Nusantara Jayakarta selaku lembaga penganjur penghargaan.

“Terima kasih yang setinggi-tingginya saya ucapkan kepada Yang Mulia Maha Datu Dirajawali PNA Mas’ud Thoyib dan Yayasan Kedaton Nusantara Jayakarta. Penghargaan ini sangat saya hargai. Bersamaan dengan para tokoh publik yang telah menunjukkan dedikasi dan integritasnya juga menerima penghargaan serupa,” tutur pekerja sosial yang membina ratusan pemulung dan kaum dhuafa ini.

Peneguhan dan pengagungan kepada para Datuk-Datin Raja, Datuk Dirajawali, serta para tokoh budaya tersebut berlangsung di Balairung Sari Kedaton Nusantara Jayakarta, Rawa Binong Lubang Buaya Jakarta Timur, Kamis (17/07/2025).

Acara ini sekaligus menandai Selamatan Agung Suro Sesaji Raja Suya dalam rangka memperingati 500 tahun Kejayaan Majapahit, yang diselenggarakan Yayasan Kedaton Nusantara Jayakarta Indonesia dan Malaysia.

Selain Eddie Karsito, penghargaan serupa juga diberikan kepada 16 tokoh seniman dan budayawan lainnya. Diantaranya, Prof. DR (HC) Jaya Suprana, atas dedikasinya ikut mengembangkan seni budaya Indonesia di Mancanegara. Termasuk memiliki peran penting dalam Kebangkitan Nusantara Golden Age.

Kemudian Datin Sri Sakinah Binti Bujang Kasim Cahya Ningrum (Malaysia), yang juga memiliki peran penting dalam Kebangkitan Nusantara Golden Age, dan Ki Ajar Damar Shashangka Mangku Gde, atas pengabdiannya mendokumentasikan naskah-naskah Jawa Kuno.

Berikutnya seniman dan budayawan Drs. Suryandoro, sang inisiator seni pertunjukan drama wayang klasik yang ditransformasikan ke dalam bentuk opera musikal modern, setara seni pertunjukan di Teater Broadway New York City AS.

Selanjutnya Drs. Dewi Sulastri, penari Jawa klasik yang memberi jiwa perkembangan The Indonesian Drama Wayang Swargaloka, serta Bathara Saverigadi Dewandoro, koreografer dan seniman tari muda, dikenal sebagai penata tari tradisional Jawa termuda yang karirnya mendunia.

Murthi Kedaton Nusantara Jayakarta Indonesia juga memberi penghargaan kepada almarhum Sampurno SH, selaku pendiri wadah seni “Pelangi Nusantara” Taman Mini Indonesia Indah (PN-TMII). Tokoh yang memimpin sejumlah misi kesenian Indonesia ke luar negeri, sebagai duta bangsa Indonesia.

Maha Datu Dirajawali PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat Prabu Amilihur menyampaikan, bahwa apresiasi budaya dalam bentuk memberi penghargaan dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif di tengah masyarakat yang beragam.

Pihaknya juga mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada sejumlah tokoh ini merupakan hasil penilaian objektif dan mendalam berdasarkan investigasi dan observasi.

“Kita harapkan upaya ini dapat memicu semangat kreativitas dan inovasi di kalangan penggiat budaya. Memahami dan menghargai perbedaan budaya. Membangun hubungan yang lebih kuat, terutama dalam konteks komunikasi lintas budaya antar bangsa-bangsa di dunia,” ujar PNA Mas’ud Thoyib.

Eddie Karsito sebelumnya pernah menerima penghargaan dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia sebagai “Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013” karena dedikasinya membina pemulung dan mengkapitalisasi sampah produktif.

Di dunia seni peran, Eddie Karsito beberapa kali menerima penghargaan, antara lain; Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2008, melalui film “Maaf, Saya Menghamili Istri Anda” berperan sebagai Lamhot Simamora.

Nominator Pemeran Pembantu Pria Festival Film Jakarta (FFJ) 2007, serta Nominator Pemeran Pembantu Pria Festival Film Indonesia (FFI) 2006.

Bersama rekan satu komunitasnya Eddie Karsito menerima penghargaan Juara 1 Karya Kolektif Festival Film Independen Indonesia(FFII SCTV) Tahun 2003, film “Disuatu Siang Di Sebuah Perkampungan Kali Mati Karet Bivak.”

Di dunia perfilman Eddie Karsito juga menyutradarai film pendek masih terkait masalah budaya. Yaitu, pergelaran Wayang Kulit yang disertakan dalam “International Festival Shadow Theater Indonesia” di Mexico 2021.

Film yang diproduksi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Republik Indonesia tersebut juga dirilis dan ditonton di 33 Negara sahabat.

Dia juga bertindak sebagai produser, dan pernah membuat film di luar negeri, antara lain di Sydney Australia, Tokyo, Osaka, Yokohama, Kiyoto Jepang, dan Negara lainnya.

Terlibat di berbagai penyelenggaraan acara apresiasi seni budaya, diantaranya; sebagai Committee The 7th Meeting of ASEAN Puppetry Association (APA), Its 10th Anniversary and Asean Puppetry Festival, di Mojokerto Jawa Timur (2016).

Menjadi Anggota Delegasi Sidang Non-Governmental Organization (NGO) ‘7th General Assembly’ UNESCO-PBB, dalam rangka pelestarian Wayang sebagai warisan budaya mahakarya dunia, Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity UNESCO, di Paris Prancis (2018).

Menjadi fasilitator pada program Mobile Arts for Peace (MAP) Tahun 2021 – 2024, University of Lincoln, UK – Inggris, bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.

Mobile Arts for Peace (MAP), merupakan program berbasis seni dan budaya yang melibatkan anak-anak muda, untuk membangun kesepahaman dan perdamaian, khususnya di empat Negara; Kyrgyzstan, Rwanda, Indonesia, dan Nepal.

(*; foto ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.