Dari ‘Gundala’ ke ‘Hantu Penjara’, Abimana dan Joko Anwar Kembali Berkolaborasi di ‘Ghost in the Cell’

by -

Visualindonesia.com,-

Setelah menanti lebih dari dua dekade sejak debut komedinya “Joni Joni” (2005), sutradara ternama Joko Anwar akhirnya kembali menyapa penonton dengan genre yang pernah menjadi cinta pertamanya, komedi.

Kali ini, ia menggabungkannya dengan horor dalam “Ghost in the Cell” (Hantu di Penjara), film terbaru dari rumah produksi Come and See Pictures yang dijadwalkan tayang di bioskop tahun depan.

Proyek ini bukan hanya menjadi tonggak baru bagi Joko Anwar, tetapi juga momen yang ditunggu-tunggu oleh pecinta film Indonesia, terutama setelah kesuksesan sebelumnya seperti “Pengepungan di Bukit Duri” dan “Pengabdi Setan”.

“Ghost in the Cell” menghadirkan cerita segar yang menggabungkan ketegangan, tawa, dan hantu ganas dalam satu paket. Film ini mengisahkan dua geng yang saling bermusuhan dan terjebak dalam penjara Jakarta yang sesak.

Joko Anwar (Sutradara)

Konflik mereka semakin rumit saat satu per satu narapidana tewas bukan karena perkelahian, melainkan karena teror dari sosok hantu misterius. Dalam situasi genting, dua kubu yang dulu bermusuhan terpaksa bekerja sama demi bertahan hidup.

“Komedi adalah cinta pertama saya. Saya masih menggilai horor. Jadi ini saatnya menggabungkan keduanya dalam satu film,” ujar Joko Anwar, yang menulis sekaligus menyutradarai film ini.

Diproduseri oleh Tia Hasibuan, “Ghost in the Cell” telah selesai menjalani proses syuting dan disebut sebagai pencapaian terbaik Come and See Pictures hingga saat ini.

“Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang butuh craftsmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah tantangan terbesar kami, dan saya bangga seluruh kru dan pemain berhasil mencapainya,” kata Tia.

Film ini juga menjadi bukti konsistensi Joko Anwar dalam mengeksplorasi berbagai genre dengan pendekatan segar dan orisinal.

Di tengah penggarapan yang penuh tantangan, “Ghost in the Cell” berhasil menghadirkan jajaran pemeran bertabur bintang lintas generasi. Abimana Aryasatya kembali ke layar lebar sebagai pemeran utama setelah enam tahun absen sejak “Gundala” (2019), yang juga disutradarai Joko Anwar.

Kembalinya Abimana bukan hanya menjadi momen emosional baginya, tapi juga sinyal kuat bahwa perfilman Indonesia masih membutuhkan kehadiran aktor-aktor papan atas di bioskop.

“Ini momen yang membahagiakan bagi saya. Bisa kembali bermain dalam film dengan pemeran lintas generasi dan negara, dalam genre yang segar, dan bekerja sama lagi dengan sutradara paling bersinar saat ini,” ujar Abimana.

Tidak hanya Abimana, film ini juga menyatukan banyak nama besar yang sudah menjadi langganan kolaborasi Joko Anwar, seperti Bront Palarae, Lukman Sardi, Tora Sudiro, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, Mike Lucock, Yoga Pratama, Morgan Oey, Aming, Rio Dewanto, dan Arswendy Bening Swara.

Yang menarik, “Ghost in the Cell” menjadi reuni bagi Lukman Sardi, Aming Sugandhi, dan Tora Sudiro, yang terakhir kali tampil bersama dalam film komedi “Quickie Express” (2007), film yang juga ditulis oleh Joko Anwar. Selain itu, tiga pemeran dari “Pengepungan di Bukit Duri”, Morgan Oey, Endy Arfian, dan Dewa Dayana, kembali dipertemukan dalam satu frame.

Abimana Aryasatya

Yang tak kalah mengejutkan adalah kehadiran Jaisal Tanjung, yang selama ini dikenal sebagai asisten sutradara dan kolaborator dekat Joko Anwar di balik layar, kini tampil sebagai aktor di depan kamera untuk pertama kalinya.

Film ini juga memperkenalkan wajah baru, Magistus Miftah, seorang penari dan pembaca tarot yang terpilih melalui open casting di media sosial. Ini menjadi debut aktingnya di layar lebar, menandai komitmen tim produksi dalam membuka ruang bagi talenta baru.

Dengan perpaduan genre horor-komedi yang jarang dieksplorasi secara serius di perfilman Indonesia, “Ghost in the Cell” berpotensi menjadi salah satu film paling dinantikan tahun depan. Kombinasi kreativitas Joko Anwar, kekuatan pemeran, dan narasi yang unik membuat film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga eksperimen artistik yang berani.

Untuk informasi terbaru dan perkembangan film, publik bisa mengikuti akun Instagram resmi @comeandseepictures. Nantikan “Ghost in the Cell” (Hantu di Penjara) saat tayang di bioskop Indonesia tahun depan.

(*/dra; foto: ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.