Visualindonesia.com,-
Dalam semangat Hari Buruh Internasional, unit rock asal Batulicin, Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose merilis single terbaru berjudul ‘Sang Perintis’.
Dirilis pada 2 Mei 2025 melalui label independen ternama Jakarta, demajors, lagu ini menjadi penanda kuat perlawanan dan dedikasi para pekerja keras di tengah kerasnya hidup.
‘Sang Perintis’ bukan sekadar lagu rock biasa. Dengan irama yang riang namun sarat semangat perjuangan, lagu ini menyuarakan keberanian mereka yang menggantungkan hidup dari keringat dan tekad, demi orang-orang yang mereka cintai.
Lagu ini menjadi anthem untuk mereka yang percaya bahwa hidup layak adalah hak semua orang, bukan sekadar warisan, tapi hasil dari kerja keras yang tak kenal lelah.

“Lagu ini juga sebagai perayaan atas kerja keras siapa pun yang hidup dengan keringatnya sendiri,” ungkap sang vokalis, Richie Petroza.
Ia menambahkan, bahwa adagium “kita adalah perintis bukan pewaris” menjadi pesan utama lagu ini—sebuah seruan untuk bangkit dari keterpurukan dan menolak hidup dalam diam.
Dibalut dengan sentuhan musikal yang enerjik, Primitive Monkey Noose menunjukkan kelasnya sebagai band rock dengan jiwa sosial yang kuat.
Komposisi mereka tetap solid, dengan Richie Petroza di vokal, Oveck Arsya dan Ridho di gitar, Denny Sumaryono pada bas, Juli Yusman di drum, serta keunikan alat musik tradisional panting yang dimainkan oleh Wan Arif Fadly.
Melalui ‘Sang Perintis’, band ini menegaskan bahwa musik bisa menjadi pernyataan sikap. Tidak hanya menyuarakan keresahan, tapi juga membangun semangat kolektif untuk terus melangkah maju.
Single ini kini sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital seperti Spotify, YouTube Music, Apple Music, TikTok Music, hingga Langit Musik. Bagi para pencinta musik rock Indonesia dan mereka yang mengagumi semangat perlawanan dalam karya seni, ‘Sang Perintis’ adalah sajian wajib dengar.
(*/ell; foto ist