Visualindonesia.com,-
Indonesia dan Tiongkok resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama pariwisata dalam kunjungan kerja Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, ke Indonesia pada 24–26 Mei 2025.
Kesepakatan ini bukan sekadar simbol diplomatik, melainkan menjadi momentum strategis untuk memperkuat geliat sektor pariwisata nasional dan regional di tengah pemulihan global pasca-pandemi.
Melalui MoU tersebut, kedua negara sepakat menjalin kolaborasi menyeluruh di berbagai lini pariwisata, mulai dari pertukaran informasi bisnis hingga pendirian kantor perwakilan promosi pariwisata.
Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan kedua negara serta menggaet wisatawan dari negara ketiga untuk menjelajahi destinasi unggulan di Asia.

Salah satu poin utama dalam kerja sama ini adalah pertukaran kontak bisnis antara pelaku industri pariwisata. Pemerintah Indonesia dan Tiongkok akan mendorong kerja sama langsung antar badan usaha, yang diharapkan mampu membuka akses pasar dan mempermudah promosi destinasi.
Dalam hal peningkatan jumlah wisatawan, kerja sama ini akan menciptakan lebih banyak peluang perjalanan antarwarga negara, memacu pertumbuhan jumlah kunjungan secara berkelanjutan.
Data menunjukkan, sepanjang 2024, Indonesia mencatat 13,9 juta kunjungan wisatawan mancanegara, dan Tiongkok menjadi salah satu kontributor terbesar dengan 1,19 juta kunjungan—meningkat 52% dari tahun sebelumnya.
Pemerintah Tiongkok juga menyatakan minat untuk membuka kantor promosi pariwisata di Indonesia. Secara timbal balik, Indonesia pun diberi kesempatan membentuk kantor promosi di Tiongkok.
Kehadiran kantor-kantor ini akan memperkuat strategi branding destinasi, sekaligus menjadi titik temu antara promotor dan pelaku industri pariwisata.
Tidak hanya itu, kerja sama juga mencakup pengembangan SDM pariwisata. Salah satunya melalui pelatihan bahasa Mandarin yang diberikan kepada mahasiswa Politeknik Pariwisata di bawah naungan Kementerian Pariwisata Indonesia.

Dalam MoU tersebut, kedua pihak juga berkomitmen menarik wisatawan dari negara ketiga. Strategi kolaboratif ini dinilai sebagai langkah cerdas untuk memperluas pangsa pasar pariwisata internasional, sekaligus memperkenalkan kawasan Asia sebagai destinasi multikultural yang kaya pengalaman.
Pada kuartal pertama 2025, jumlah kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia tercatat mencapai 279.040 kunjungan, mengalami peningkatan 1,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka ini mempertegas posisi Tiongkok sebagai salah satu pasar utama pariwisata Indonesia.
Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan optimisme atas tercapainya kerja sama ini.
“Kami menyambut baik MoU ini yang akan membuka lebih banyak peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan destinasi wisatanya kepada pasar Tiongkok yang luas, dan sebaliknya. Kolaborasi ini akan memperkuat hubungan bilateral sekaligus meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian kedua negara,” ujar Menpar Widiyanti.
Dengan sinergi yang semakin erat, industri pariwisata nasional berpotensi meraih peluang emas dalam menjangkau pasar global, memperkuat ekosistem pariwisata, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(*/vie; foto: dok. Kemenpar