Visualindonesia.com,-
Pertanyaan-pertanyaan sunyi di tengah malam dan keheningan yang menggema menjelang pagi menjadi latar dari album terbaru band alternative pop Indonesia, Lomba Sihir. Dalam karya berjudul “Obrolan Jam 3 Pagi”, grup asal Jakarta ini menuturkan kisah personal, penuh perenungan, dan jauh lebih intim dibanding rilisan sebelumnya.
Album “Obrolan Jam 3 Pagi” menjadi karya penuh kedua Lomba Sihir setelah debut mereka “Selamat Datang di Ujung Dunia” (2021), dan kali ini Baskara Putra, Enrico Octaviano, Natasha Udu, Rayhan Noor, dan Tristan Juliano sepenuhnya turun tangan sebagai penulis dan produser. Hasilnya adalah sebuah album yang bukan hanya matang secara musikal, tapi juga merefleksikan kedewasaan emosional para personilnya.
“Album ini semacam ruang pengakuan bagi kami. Di jam-jam yang paling jujur—jam tiga pagi—kami menemukan banyak pertanyaan, perenungan, dan semacam kedamaian,” ungkap Lomba Sihir.
Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa album ini hadir bukan sekadar sebagai proyek musik, melainkan juga sebagai ekspedisi spiritual para personilnya.
Secara musikal, Lomba Sihir menyuguhkan sentuhan alternative pop yang lebih organik dengan balutan guitar pop, soft rock, hingga elemen pop rock. Tidak ada kesengajaan dalam perubahan arah ini; justru semua tumbuh alami seiring kematangan mereka dalam bermusik.
“Kami tetap kompleks, seperti biasa, hanya kali ini lebih terarah, rapi, dan menyatu secara emosional,” lanjut mereka.
Album “Obrolan Jam 3 Pagi” memuat 16 trek, termasuk satu intro, dua interlude berisi monolog dari Marissa Anita dan Bambang Pamungkas, lima lagu yang telah dirilis sebelumnya, serta delapan lagu baru.
Di antara yang terbaru, lagu ‘Andai Saja’ dipilih sebagai focus track—sebuah refleksi masa lalu dalam nuansa country pop berdurasi 3 menit 58 detik.
Namun jangan lupakan nomor-nomor lain yang tak kalah menarik seperti ‘Satu Jam Terpanjang’, kolaborasi pop rock dan balada piano di ‘…Dalam Hidupku’, serta lagu ‘Omamama’ yang jadi penghormatan unik untuk sosok ibu dalam gaya nyeleneh khas Lomba Sihir.
Lagu penutup berjudul ‘Lomba Sihir’ menjadi puncak klimaks yang merangkum perjalanan lima tahun mereka dalam bermusik. Menurut mereka, susunan lagu dalam album ini mengikuti pola naratif: dari pembukaan, klimaks, hingga resolusi.
“Kami ingin pendengar menyimak seluruh album dari awal sampai akhir. Ini adalah pengalaman menyeluruh, bukan sekadar kumpulan lagu,” jelas mereka.
Bagi Peserta Lomba Sihir—sebutan untuk penggemar setia mereka—album ini adalah kesempatan mengenal Lomba Sihir lebih dalam.
Dan bagi pencinta musik tanah air, “Obrolan Jam 3 Pagi” membuktikan bahwa skena alternative pop Indonesia terus bergerak maju dengan karya yang jujur, otentik, dan penuh refleksi.
Meski telah merilis karya penuh ini, Lomba Sihir mengisyaratkan masih banyak kejutan yang akan mereka hadirkan. Maka, jangan lekas berpaling—malam belum sepenuhnya usai, dan obrolan ini masih berlanjut.
(*/ell; foto ist