Visualindonesia, Jakarta,–
Tanggal 29 November 2022 ini tepat setahun wartawan senior yang juga pengamat musik legendaris, Benedictus Hadi Utomo atau yang biasa disapa Bens Leo tutup usia. Dan untuk mengenangnya, sejumlah rekan wartawan antara lain, Nini Sunny, Dion Momongan, Indrawan Ibonk, Dudut Suhendra Putra, dan Ihsan menggagas acara “Memperingati Setahun Bens Leo Pergi” yang digelar di M Block Space, Jakarta, Rabu (30/11).
Dalam acara tersebut juga sekaligus memperkenalkan sebuah buku para sahabat mengenang Bens Leo yang diberi judul “Tatkala Sejarah Musik Indonesia Dicatat”.
“Ini kerja ekstra cepat, Alhamdulillah kalau bisa terlaksana seperti sekarang ini,” ujar Nini Sunny.
Buku setebal 242 halaman ini berisi testimoni 123 narasumber dan memuat 276 foto dan 46 foto di antaranya adalah foto selfi yang diambil sendiri oleh Bens Leo.
“Buku ini mengungkap fakta tentang peran dan aktivitas Bens Leo sepanjang ia berkarir sebagai jurnalis, juri, sekaligus master of ceremony di berbagai event,” kata Dion Momongan, sahabatnya yang juga jurnalis musik.
Isteri mendiang Bens Leo, dr. Pauline Endang Praptini, MS, Sp.GK, yang hadir bersama putera tunggalnya, Addo Gustaf, mengaku terharu dengan penyelenggaraan acara yang diinisiasi oleh sekumpulan sahabat Bens Leo.
“Di bulan Agustus, kelompok ini telah menerbitkan buku tentang mas Bens berjudul “Tatkala Musik Indonesia Dicatat”. Sebuah buku bagus yang beberapa isinya, bahkan tidak saya ketahui sebelumnya. Sebuah penghormatan untuk mas Bens, sekaligus penghiburan untuk kami yang ditinggalkan,” ucap Pauline dengan penuh haru.
Hadir dalam perayaan yang sederhana itu antara lain, Chandra Darusman, Triawan Munaf, Ferry Mursyidan Baldan, Frans Sartono, Titik Hamzah, Conny Constantia, Kadri Mohamad, Harry Koko Santoso, dan Harry De Fretes.
Ketua FESMI yang juga Ketua Umum YAMI, Candra Darusman mengungkapkan, perjalanan awal kelompok musik Chaseiro yang dipimpinnnya ikut dibentuk oleh Bens Leo.
“Saya dan Chaseiro memulai karier bermusik secara profesional dari Festival Musik, di mana mas Bens menjadi juri. Sejak itu, ia rajin meliput dan menulis aktivitas kami,” ungkap Candra.
Sementara itu musisi yang juga mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengaku tersanjung dengan pengakuan seorang Bens Leo, yang pada tahun 70-80 an merupakan wartawan musik yang berpengaruh terhadap perkembangan dan kehadiran grup musik lokal hingga terkenal ke tingkat nasional.
“Giant Step saat itu grup lokal asal Bandung yang belum apa-apa, tapi berkat tulisan mas Bens bisa dikenal luas. Ini yang membuat persahabatan kami langgeng hingga saat ini,” ujar Triawan Munaf.
Hebatnya, terdapat spanduk elektronik bertuliskan “Setahun Bens Leo Pergi” dengan ukuran besar di M Bloc Space, Jalan Panglima Polim Raya, Melawai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tersebut. Spanduk elektronik itu memang sengaja dibuat dalam rangka memperingati setahun wafatnya Bens Leo.
“Ini sebagai bentuk penghormatan, karena jasa beliau dalam jurnalisme musik Indonesia dari era 1970 hingga 2000-an,” kata Co-Founder at M Bloc Group, Wendy Putranto.
(drel; foto mm/dsp