Visualindonesia, Majalengka,-
Sebuah rumah produksi yang baru di dirikan “Motion Brother Studio” berlokasi di Jakarta sedang mempersiapkan sebuah film Layar Lebar yang mengangkat kearifan lokal di Majalengka. Film bernuansa Sunda yang akan mengambil seting cerita 100% berlokasi di Majalengka, berjudul “Dendam dalam Dosa” ini di Produseri oleh Arian Koerniawan, sosok anak muda milenial yang usaha sebelumnya di bidang Label Musik. Dia tertarik untuk membuat film yang bisa mengangkat kearifan lokal dan obyek wisata di daerah-daerah, salah satunya adalah Majalengka.
Film bergenre “Psycho Thriller” ini bercerita tentang sosok wanita muda cantik blasteran Indonesia-Belanda yang dinikahkan secara paksa oleh orangtuanya karena urusan bisnis, dengan seorang bangsawan Sunda kaya yang sudah tua, yang lebih cocok sebagai ayahnya, dijadikannya Sofie sebagai istri Raden Sasmita atas persetujuan ayahnya karena urusan bisnis.
Keinginan Raden Sasmita menikahi gadis tersebut, dikarenakan Sofie menyimpan sebuah benda dalam bentuk sebuah liontin yang menyimpan sebuah misteri, Namun nasib malang menimpa gadis cantik tersebut, ia di temukan mati di sebuah danau, kematiannya di dalangi oleh sosok kolektor barang antik tingkat dunia, yang ingin pula memiliki liontin tersebut yang mempunyai harga bernilai tinggi bahkan mempunyai kekuatan gaib. Kematian Sofie tak lepas pula dengan keterlibatan Raden Sasmita dan beberapa mitranya, Subrata dan Nyi Gandasari.
Rupanya kematian Sofie tidak berhenti, ia menghantui dan meneror siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan dirinya, awal kemunculan Sofie di mulai melalui sebuah media “Jalangkung” yang dimainkan oleh Awang putra Subrata, kekasih Sofie.
Akan kah Sofie membalas dendam atas kematian dirinya dengan dengan membunuh keturunan Subrata dan lainnya?
Film yang di sutradarai oleh Firman Nurjaya ini bertutur secara misteri akan banyak menampilkan objek wisata di Majalengka dan memperlihatkan seni dan budaya di Majalengka seperti “Sampyong dan Seni beladiri silat” perguruan Ciung Wanara dan lain sebagainya.
“Melalui film ini diharapkan dapat memberikan nilai edukasi, menjadikan sebuah promosi daerah yang dapat memperkenalkan objek wisata di wilayah Jawa Barat umumnya, serta Majalengka khususnya” pungkas Firman.
Sedangkan Arian menambahkan dengan di produksinya Film ini, di harapkan bisa menumbuh kembangkan iklim bisnis di Majalengka agar membangun bioskop yang pernah ada sebelumnya di era tahun 90-an, yakni bioskop Galaksi yang mempunyai 2 studio, Istana Bintang dan Garuda di Kadipaten, namun semuanya sudah berubah menjadi Toko bahkan menjadi lahan kosong, saat ini Majalengka hanya mempunyai bioskop komunitas yaitu Jatiwangi Sinematex Jebor Hall, Jatiwangi art Factory.
(bs; foto ist