Visualindonesia, Tangerang Selatan,-
Istilah “Mulutmu Harimaumu” kini seolah berganti menjadi “Jarimu Harimaumu”, istilah ini sangat pas untuk menggambarkan betapa dahsyatnya efek media sosial bagi kehidupan pribadi dan publik jika digunakan sembarangan. Banyak juga hal baik yang bisa dilakukan lewat media sosial, kita bisa menjadi miliuner, dan yang terburuk bisa menggiring si pengguna masuk buih.
Problematika itulah yang menjadi pembahasan dalam Workshop Jurnalistik bagi Generasi Milenial bertema Bijak Berinternet, Cerdas Bermedia Sosial, dengan sub tema Cegah Hoax Dengan Konten Positif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat (15/02/2019).
Acara yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya itu diikuti ratusan siswa SMAN 4 Tangerang Selatan dengan menghadirkan sejumlah nara sumber, di antaranya, Cipto Rustianto (XL Axiata), Kesit B. Handoyo (PWI Jaya), Iqbal Irsyad (PWI Jaya), John Paul Ivan (Musikus) dan Diah Ayu Lestari (Finalis Putri Indonesia) dan Kompol Arman S.I.K Msi.
Begitu pesatnya perkembangan teknologi digital dan Internet menjadikan informasi yang bersumber dari media sosial maupun media digital berbasis internet kian bergerak bebas. Tinggal klik, ketik dan upload, tulisan kita akan dibaca ribuan hingga jutaan warga internet.
Kondisi ini secara langsung berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif . Apa yang terjadi di dunia maya berpengaruh terhadap dunia nyata, begitupun sebaliknya. Karena kehidupan di dunia maya dan dunia nyata menjadi tidak ada sekat.
Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi netter tanah air mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Prediksi pada tahun 2017 meningkat menjadi 112,6 juta. Terus bertambah menjadi 123 juta pada tahun 2018. Besarnya pertambahan pengguna internet setiap tahun, menunjukkan bahwa internet sudah menjadi kebutuhan pokok dalam gaya hidup, bahkan diperkirakan menjadi point of view atau pandangan hidup.
Situasi ini menuntut kita harus cerdas menyaring berita, mana yang bersifat informasi positif dan mana yang bersifat negatif, atau bahkan hoax. Baik melalui konten berbentuk tulisan, foto maupun video.
Hal yang nyata mempengaruhi kehidupan kita saat ini adalah berkembangnya berita hoax di tengah maraknya informasi yang berseliweran. Konten-konten hoax biasanya berisi provokasi, propaganda, perpecahan hingga ujaran kebencian. Konten tersebut sangat mudah ditemui di dunia maya yang serba bebas ini.
“Penting bagi kami terutama PWI Jaya untuk mengadakan Workshop yang diperuntukkan bagi generasi milenial semacam ini, sebagai bentuk tanggung jawab moral atas terjadinya penyebaran berita hoax. Sebab boleh jadi dengan perkembangan teknologi termasuk internet, seseorang bisa dijebloskan kedalam penjara kalau kita salah menggunakannya. Sebaliknya bisa menjadi orang terkenal bahkan jutawan kalau pintar menggunakannya,” jelas Irish Riswoyo Ketua PWI Jaya Sie Musik dan Lifestyle.
Lebih jauh Irish menambahkan, dengan ketersediaan intenet, jari-jari kita seolah bisa menjadi salah satu penentu masa depan seseorang. “Kalau dipergunakan buat menyebar hoax maka akan berujung pada kasus hukum, namun jika dipergunakan dengan bijak dan cerdas, boleh jadi bisa membuat seseorang menjadi terkenal atau bahkan menjadi jutawan,” tambah Irish.
Dalam kesempatan yang sama Cipto Rustianto (Corporate Communications XL Axiata) menyampaikan pentingnya berinternet secara bijak dan sehat.
“Kalian semua para generasi milenial ini pada tahun 2030 hingga tahun 2040 nanti akan menggenggam kepemimpinan bangsa ini. Oleh karena itu jangan sampai terjebak dengan bermedia sosial yang negatif. Sebab konten di medsos anda akan berpengaruh dengan nasib anda ke depan. Termasuk ketika akan melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Jadi hati-hati dalam memberikan konten di medsos yang kalian punya,” jelas Cipto Rustianto.
Pelatihan ini sangat penting bagi siswa. Manfaatnya selain akan menambah ilmu pengetahuan dan informasi positif bagi mereka, juga berguna untuk meminimalisir penyebaran berita Hoax atau ujaran kebencian melalui akun media sosial yang bisa berujung maut.
“Sangat penting untuk diketahui sejak dini buat para siswa SMA tentang bahayanya berita hoax, sehingga dia bisa mengenali kemudian tidak menyebarkan berita hoak dan ujaran kebencian. Saya lihat mereka serius mengikuti jalannya workshop hingga akhir kegiatan karena mereka betul-betul ingin tahu tentang materi-materi yang akan disampaikan para nara sumber seputar bahaya menyebarkan berita hoax. Mudah mudahan kegiatan positif dan edukatif seperti ini diikuti oleh SMA lain,” papar Kompol Arman S.I.K Msi.
Masih dalam kesempatan yang sama, kepala sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan Suhermin S.pd.M.si sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas dan dilaksanakan oleh PWI Jaya Sie Musik dan Lifestyle ini.
“Luar biasa, ini adalah kegiatan yang sangat bagus jarang sekali ada kegiatan yang isinya mencerahkan seperti ini, dengan adanya kegiatan seperti ini para siswa/siswi mendapat pengalaman baru, dan mereka akan lebih berhati hati atau bijak menggunakan media sosial. Kegiatan seperti ini harus ditularkan kepada sekolah-sekolah lain. Terima kasih buat bapak- bapak dari PWI yang telah melaksanakan workshop yang edukatif ini,” jelas Suhermin.
Sementara itu, Finalis Puteri Indonesia DKI Jakarta 3, Diah Ayu Lestari menyatakan kegiatan ini sangat penting karena berguna bagi generasi milenial saat ini untuk masa depan. “Kita harus mengajarkan dan menanamkan sejak dini akan pentingnya menggunakan media sosial secara positif agar bisa membantu masyarakat di sekitarnya,” ujar Diah.
Selama ini Diah Ayu sudah sering mengkampanyekan tentang bermedia sosial yang sehat. Dia menghimbau adik-adik siswa SMAN 4, agar menggunakan media sosial untuk advokasi sehingga bisa membantu masyarakat di sekitar kita melalui sosial media yang kita punya,” harap Diah Ayu.
(drl; foto mm