Visual Indonesia, Jakarta,-
Sebagai seorang perancang busana muda, Cinthia Yulianti sangatlah kreatif dan memiliki segudang ide. Salah satu ide ‘gokilnya’ adalah memanfaatkan limbah ampas kopi menjadi bagian dari karya rancangannya.
Bahkan karya masterpiece-nya itu pernah dipamerkan saat pagelaran Esmod Fashion Festival (EFF) beberapa tahun lalu. Empat rancangan dari kain yang pewarnaan dan motifnya menggunakan pewarna dari ampas kopi dipamerkan saat itu.
“Saya bekerja sama dengan perajin batik dari daerah untuk menciptakan pewarna khusus dari bahan ampas kopi. Bahan dasarnya saya dapat dari beberapa kedai kopi,” ungkap pemilik Butik Ki Artik ini.
Dalam waktu dekat Cinthia Yulianti akan kembali bereksperimen dengan mengeksplor ampas kopi menjadi karya yang beragam dan menarik. “Menggunakan ampas kopi sebagai perwarna merupakan bentuk kepedulian saya kepada lingkungan,” tambahnya.
Bagi lulusan STIKOM The London School of Public Relation (LSPR) yang sempat memamerkan karyanya di Jakarta Fashion Week (JFW) 2012 ini mengakui dirinya tidak memiliki latar pendidikan fashion desainer. Tapi dirinya memiliki minat perhatian besar terhadap fashion sejak kecil. Dan fokus memilih kain etnik berbahan batik tulis dalam rancangannya.
“Teringat sewaktu aku kecil. Aku sering didandani Mama hingga tampil perfect. Dari Mamalah aku tertarik fashion”, kata Cinthia Yulianti saat dijumpai di butiknya di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Bahkan ketika kuliah hingga menjadi staff Drilling Department di Pertamina EP, Cinthia Yulianti belum serius menekuni dunia fashion. Baru selepas dari Pertamina, akhirnya ia fokus menekuni profesi itu.
Awal karirnya dimulai membuat desain batik yang dijual custom, terutama di event-event pameran yang digelar Pertamina. Dari sana barulah batik menarik hatinya. Hingga akhirnya melalui label Ki Artik Batik Culture, ia mengandalkan batik sebagai bahan utama.
Ciri khas dari rancangan Cinthia Yulianti adalah custom ready to wear yang dipadukan bahan batik dan kain etnik lainnya. Konsepnya casual dengan cuting yang pas dikenakan para profesional muda. Untuk bahan material, dara berzodiak Cancer ini banyak menggunakan katun.
“Inspirasi desain biasanya aku dapatkan dari kesukaanku traveling ke daerah. Kemudian Inspirasi ini aku curahkan dalam desain Ki Artik, sehingga nuansa etnik tampil lebih modern,” tambah Cinthia Yulianti.
Salah satu anak usahanya menerima segala jenis pesanan desain untuk uniform. Bahkan, ia memiliki pelanggan tetap di beberapa perusahaan BUMN, terutama untuk desain uniform premium. “Untuk uniform, Pertamina lah klien tetap saya. Biasanya uniform untuk level direksi,” ungkapnya.
Meskipun belum memanfaatkan pasar online, namun Cinthia Yulianti sudah sering terima order dari medsos lantaran kerap memposting karyanya di instagram @kiartik.
Harapan Cinthia ke depannya nanti, karyanya go internasional dan bisa ditampilkan di ajang internasional seperti New York Fashion Week.
(ayen; foto: mm