Mataram,-
Dibawah bayang-bayang adanya Kongres tandingan di Jakarta dan ketidakpuasan sejumlah bakal calon Ketua Umum PARFI, toh Kongres PARFI ke-15 di Mataram, Nusa Tenggara Barat resmi dibuka oleh Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, serta dihadiri ratusan anggota PARFI yang memiliki hak suaranya di Kongres. Bahkan Kongres PARFI kali ini juga dihadiri Ketua MPR, Zulkifli Hasan.
Ozi Sudiro selaku Ketua Kominfo Kongres PARFI, menjelaskan bahwa Kongres yang akan dibuka besok secara resmi semakin menunjukkan dinamika organisasi yang sehat. Hal tersebut karena anggota-anggota PARFI yang masih mencintai organisasinya tetap hadir untuk memberikan suaranya.
Lebih jauh, Ozi yang juga masuk dalam tim seleksi bakal calon Ketua Umum PARFI tahun ini, menegaskan bahwa toleransi pencalonan Calon Ketua Umum PARFI sudah melalui mekanisme demokrasi organisasi yang sesuai AD/ART PARFI. Dan jalanannya Kongres nanti juga akan menjunjung tinggi semangat demokrasi dalam berorganisasi. Karena diharapkan hasil Kongres benar-benar nantinya memutuskan keputusan organisasi yang benar dan sesuai aturan Kongres yang disepakati.
Sementara Pong Harjatmo, selaku Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon Ketua Umum PARFI, mengemukakan bahwa toleransi untuk pencalonan oleh siapapun sudah diberikan dan secara resmi baru pertahana Ketua Umum dan Andrea Da Silva yang lengkap persyaratannya sebagai bakal calon Ketua Umum PARFI.
Hanya saja Pong menyayangkan adanya keinginan untuk membuat Kongres lain selain Kongres kali ini di Mataram, karena justeru akan memalukan siapa pun yang menyelenggarakannya. Apalagi mereka yang tidak merasa puas dengan kinerja PARFI selama ini toh boleh dibilang jarang menginjakkan kaki di kantor PARFI Jakarta.
Seharusnya mereka malu dengan antusias anggota PARFI yang muda-muda dan juga yang tua-tua. Karena mereka justeru bisa hadir memberikan suaranya untuk memperbaiki kinerja PARFI lima tahun mendatang. Itulah cara berorganisasi yang benar, bukannya membuat statement-statement yang memperkeruh keinginan orang lain untuk berorganisasi secara benar ini, lanjut Pong.
Namun hal yang terpenting dalam Kongres PARFI kali ini, selain berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat, dimana hal ini menunjukkan bahwa PARFI daerah NTB mampu berperan untuk menjadikan PARFI lebih baik lagi. Dan tentunya harapannya mampu merubah mindset cara berfikir anggota PARFI karena PARFI kedepan bukan PARFI sebagai Biro Ketenagakerjaan seperti dulu. Tapi situasi sekarang sudah berubah, PARFI harus mampu berkordinasi dengan PARFI-PARFI Daerah untuk menciptakan peluang-peluang bagi anggotanya, pungkas Pong.
(mdtj; foto gha