Jakarta,-
Sutradara Viva Westi didapuk untuk membesut kisah perang gerilya Soedirman melawan Belanda pada 1948 dalam film Jenderal Soedirman oleh mantan Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Kiki Syahnakri, selaku produser. Dan Dinas Sejarah TNI AD terlibat sejak penggodokan skenario hingga proses pengambilan gambarnya.
Seorang guru yang lalu menjadi tentara dan Jenderal diusianya yang masih muda, 35 tahun, memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia. Soedirman, guru itu, berseberangan dengan Soekarno dan pemimpin formal Indonesia lainnya yang memilih upaya diplomatik untuk mengokohkan eksistensi negara. Sedangkan Soedirman memilih untuk berperang gerilya.
Puncak dramatik dari jalan panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia yakni saat Panglima Besar Soedirman dengan TNI dan gerilyanya dan Soekarno dengan diplomasinya– disambut Soekarno di ruang dalam Gedung Agung, Yogyakarta, pada tahun 1948.
Dalam film Jenderal Soedirman, para tentara angkatan darat Indonesia juga menjadi pemeran pendukung sebagai para tentara KNIL yang mengejar-ngejar Jenderal Soedirman dalam perang gerilya selama tujuh bulan
Film Jenderal Soedirman diproduksi bersama Staf Umum TNI AD, Yayasan Kartika Eka Paksi, Persatuan Purnawirawan TNI AD dan Padma Pictures. Dibintangi Ibnu Jamil, Baim Wong, Nugie, Mathias Muchus, Landung Simatupang, Lukman Sardi , Anto Galon, Gogot Suryanto, Surawan Prihatnolo dan Angga Riyadi. (mdtj; foto dsp