Visualindonesia, Jakarta,-
Mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Djoko Santoso mengatakan bahwa Prabowo tetap menghargai rekomendasi ijtima Ulama dan tetap melakukan komunikasi hingga dipilihnya satu nama. “Kami mendengarkan ijtima ulama tapi kami dengarkan dan masukannya kami terima. Anies dan Abdul Somad kami tanya tapi mereka tidak mau,” katanya di Waroeng Ma’Kita, Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/8).
Djoko Santoso yakin, pilihan Prabowo akan diterima semua pihak, termasuk ulama dan umat Islam Indonesia. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini berharap dalam perhelatan pesta demokrasi lima tahunan ini, rakyat mendapat edukasi tentang perlunya mendapatkan pemimpin yang Pancasialis.
“Yang kami harapkan rakyat dapat edukasi seperti apa pemimpin yang pancasilais. Nasionalisme harus diperkuat. Saat ini gelombang kapitalisme yang sangat kuat telah memakan nasionalisme banyak bangsa. Untuk itu harus ada pemimpin baru yang benar-benar Pancasilais,” katanya.
Terkait sosok pendamping Prabowo dalam Pilpres 2019 nanti, menurut Djoko Santoso semua kader Gerindra dan partai koalisi menyerahkan keputusannya kepada Prabowo. “Begitu juga dengan SBY pernah mengatakan mendukung pencapresan Prabowo dan menyerahkan penentuan wakilnya kepada Prabowo. Pengantinnya kan Prabowo. Mau pilih istrinya siapa, sah-sah saja,” paparnya.
Menyinggung soal ocehan politisi Partai Demokrat Andi Arief yang menyudutkan Prabowo lantaran nama Agus Hari Murti (AHY) tidak muncul sebagai cawapres, menurut Djoko Santoso hal itu sangat wajar dalam proses demokrasi.
Dalam demokrasi, kebisingan itu hal yang biasa.
“Mungkin apa yang dilakukan Andi Arief itu merupakan suatu reaksi setelah mendapat informasi-informasi negatif tentang Sandiaga Uno, ya.. biarkan saja. Dalam demokrasi, kebisingan itu hal yang biasa,” ujar Djoko Santoso.
Djoko Santoso yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Brigade 08, sebuah ormas kepemudaan yang dipimpin Zecky Alatas tidak memaksakan anggotanya mendukung salah satu kandidat dalam Pilpres nanti.
“Namun demikian, budaya militer yang sudah lama melekat dalam perjalanan Brigade 08, pastinya semua anggota akan taat dengan arahan pimpinannya. Dan mereka harus konsekuen mentaatinya. Jika tidak sepaham lagi, harus sportif keluar,” ujar Djoko Santoso yang diamini oleh Zecky Alatas.
(f/ayen; foto mm