Visual Indonesia, Jakarta, –
Pesona Batik Warna Alam menjadi gelaran Batik Nusantara 2017 yang dihelat Yayasan Batik Indonesia. Sebuah lembaga nirlaba berkumpulnya pecinta, pengrajin, pengusaha dan pemerhati batik dalam mengembangkan, melestarikan dan membina pengusaha/pengrajin batik nasional.
Gelar Batik Nusantara 2017 juga menyajikan talkshow serta workshop membatik dengan perwarnaan alam (Kamis – Minggu, 8 – 11 Juni 2017). Disamping penampilan Gitar Batik Peraih MURI (Sabtu, 10 Juni 2017), selain gelaran Putra Putri Batik Nusantara (Minggu, 11 Juni 2017).
Pesona batik dengan teknik pewarnaan alam, banyak menggunakan batik berbahan serat dan pewarna alami. Sebuah perpaduan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang akan berdampak pada pelestarian keanekaragaman hayati dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Pewarnaan batik berawal dari keanekaragaman hayati dari kulit kayu, daun, buah, bunga berbagai tanaman. Dahulu masyarakat yang membuat batik belum mengenal pewarna batik kimia (indigosol dan napthol), untuk mendapatkan warna-warna yang mereka inginkan mereka harus mencari akal dengan memanfaatkan yang ada disekitarnya.
Banyaknya lahan dan tumbuh-tumbuhan pun pada masa lalu dimanfaatkan sebagai pewarna alam. Sebut saja buah manggis, mengkudu, soga, kunyit, daun indigo, daun jambu, secang, dan lainnya. Kini seiring waktu, teknik pewarnaan alami telah tergeserkan dengan pewarnaan kimiawi.
Dan melalui Gelar Batik Nusantara (GBN) yang dilaksanakan sejak 1996 oleh Yayasan Batik Indonesia ini, menjadi upaya mempromosikan dan mengembangkan batik dan kerajinannya di dalam negeri. Gelar Batik Nusantara 2017 akan diselenggarakan 7 – 11 Juni 2017 mendatang, bertempat di Assembly Hall, Cendrawasih dan Main Lobby Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
(ist/tjo; foto ist