Visual Indonesia, Jakarta,-
Ketua Umum PAMMI Demisioner, Rhoma Irama, menyampaikan, bahwa dirinya tidak ingin dicalonkan kembali menjadi Ketua Umum. Rhoma berharap PAMMI ke depannya dapat dipimpin seorang figur internal dan eksternal yang betul-betul memiliki kapasitas, punya loyalitas dan integritas terhadap musik dan insan dangdut Indonesia.
Setelah Rhoma Irama menyatakan diri menolak dipilih kembali dalam bursa Ketua Umum PAMMI pada Munas ke IV PAMMI, Cici Faramida, bersama Ikke Nurjana dan Mansyur S, menyatakan diri bersedia bersaing dalam meraih Ketua Umum PAMMI.
Saat menjadi narasumber Exlusive Talkshow di Bens Radio, Cici mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah bermimpi untuk menjadi Ketua Umum PAMMI. Tapi kalau memang peserta munas menghendaki, dirinya siap mengemban amanat tersebut. Tentunya harus didampingi oleh para tokoh di dunia dangdut yanah air.
“Melihat bakal calon ketua umumnya orang-orang hebat di kalangan insan dangdut, peluangnya dirasakan yang paling kecil. Makanya saya nggak menggebu, dan semuanya diserahkan kepada peserta munas,” lanjut kakak kandung pedangdut Siti KDI ini.
Hadir pada pembukaan MUNAS Ke- IVPAMMI tersebut, Ketua Umum PAMMI Demisioner, Rhoma Irama, Ketua Dewan Pembina PAMMI, DR. H.R. Agung Laksono, Dewan Pengurus Pusat PAMMI, antara lain Sekjen PAMMI Waskito, yang juga Ketua Lembaga Manajemen Kolektif Royalty Anugerah Indonesia (LMK-RAI), para artis dan musisi, Ikke Nurjanah, Cici Faramida, Jaja Miharja, Siti KDI, Caca Handika, Yus Yunus, Elvi Zubay, Lilin Herlina, Jacky Hasan, Gebby Pareira, Khalid Karim, dan para artis lain anggota PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia) dari seluruh Indonesia.
Acara dibuka dengan laporan Ketua Penyelenggara Munas Ke-IV PAMMI, Ikke Nurjanah. Dilanjutkan membacaan kalam Ilahi oleh pedangdut Cici Faramida, serta pembacaan sari tilawah oleh Siti KDI. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu Mars PAMMI yang dipandu musisi Hendro Saky.
Dalam kesempatan itu, pemerintah melalui Bekraf, memiliki komitmen memajukan ekonomi kreatif sebagai penggerak perekonomian Nasional. Salah satunya melalui musik dangdut sebagai salah satu potensi seni budaya bangsa Indonesia.
Meski di tengah pesatnya pertumbuhan musisi dan karyanya, masih terjadi beberapa hal yang menjadi persoalan krusial bagi industri musik di Indonesia yaitu pembajakan, ketimpangan rantai distribusi, regulasi yang belum harmonis, rendahnya kualitas penghargaan musisi, adalah beberapa fakta yang masih menghantui industri musik Indonesia, ungkap Deputi Bidang Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ari Juliano Gema.
Oleh karenanya PAMMI telah memberikan contoh upaya menyejahterakan anggotanya melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) RAI (Royalti Anugrah Indonesia), dan ARDI (Anugrah Royalti Dangdut Indonesia), sehingga tahun ini royalti yang terkumpul mencapai 30 miliar rupiah. Dan capaian tersebut baru pada sektor jasa hiburan Karaoke. Belum termasuk pungutan dari sektor jasa Televisi dan Radio, Hotel dan Restoran, yang potensinya luar biasa. Hingga ditaksirkan dapat mencapai 100 miliar rupiah, yang kemudian dibagikan kepada LMK dan para pemusik, pencipta lagu, penyanyi, maupun pemegang hak terkait.
(a yen; foto ist