Visual Indonesia, Jakarta,-
Adalah Rusyidi Bawazir dan Nani N.Lestari, dua pelestari batik, khususnya Batik Pamekasan Madura dan Batik Giriloyo Bantul, yang telah mempertahankan budaya batik di tanah kelahirannya sehingga tidak saja batiknya terus terpelihara, namun juga dapat menambah nilai ekonomi masyarakatnya, khususnya kaum perempuan pedesaan.
Oleh karenanya melalui Perempuan dan Canting, Torehan Nilai Luhur Bangsa, yang dihelat di Stovia Heritage, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Salemba, Jakarta, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) memberikannya penghargaan sebagai ‘Pelestari Batik iluni’.
Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani yang turut menyerahkan penghargaan tersebut, mengemukakan bahwa makna simbolis batik dan wastra nusantara menjadi bagian dari sarana untuk meningkatkan nilai pembangunan manusia yang unggul dan bermartabat.
Bahkan Rektor UI, Prof. Muhammad Anis bahwa lulusan Universitas Indonesia dibekali intelektual yang betorientasi pada keunggulan global serta memiliki keluhuran budi. Sehingga tak heran bila Iluni UI menjadikan budaya sebagai titik tolak dalam pembangunan budaya.
Sedangkan Ketua Umum Iluni UI, Arief Budhy Hardono, mengajak alumni UI dan masyarakat untuk kembali ke budaya serta nilai-nilai luhur bangsa dalam menyelesaikan masalah kebangsaan.
Selain memberikan pada pelestari batik versi Iluni UI, perhelatan juga diramaikan beragam motif batik seperti motif Dlorong, Lung Lungan, Tiga Negeri, Parang Rusak Seling Parang Curiga, Keyongan, Buketan, Rifalah, Semen Kepala Buketan, Pangkaan, Bang Biron, Ratu Ratih, Kain Panjang serta batik-batik dari Iwan Tirta Private Collection dan karya batik dari Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana.
(tjo; foto muller