Jakarta,-
Tidak hanya menampilkan karya-karya seniman Indonesia, Terminal 3 Pelabuhan Udara (Bandara) Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, juga tetap mengutamakan safety and services dengan dilengkapi teknologi terkini, sehingga nantinya mampu bersaing dengan Bandara Kuala Lumpur Malaysia, Suvarnabhumi Thailand dan Changi Dingapura, demikian dikemukakan Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero), Budi Karya Sumadi yang didampingi seniman Nyoman Nuarta dihadapan sejumlah jurnalis di Kunskring, Jakarta (9/6).
Dengan prakiraan lonjakan penumpang 5-10 persen pada hari raya nanti, kesiapan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta untuk membagi beban penumpang di Terminal Utama Bandara dapat berperan dengan baik, tambah Budi Karya Sumadi.
Oleh karenanya dengan waktu yang tersisa ini diharapkan ijin pengoperasian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta oleh Kementerian Perhubungan dan juga tentunya dukungan dari para stakeholder dapat terealisir pada 20 Juni nanti, lanjutnya lagi.
Sementara disisi lain, sejumlah spot seni di Bandara Terminal 3 Soekarno-Hatta, tengah disiapkan para seniman seperti Karya Seni Penjor, Karya Seni Seulawah yakni replika pesawat 45 dengan corak khas Indonesia dan tentunya karya seni monumental Patung Garuda karya Nyoman Nuarta yang memiliki bentang serta tinggi monumen 18 meter. Disamping lukisan sepanjang 20 meter dengan tinggi 2 meter karya seniman Sardono W Kusumo.
Patung Garuda akan menjadi ikon Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, sebagai suatu beranda Indonesia menjadi layaknya galeri seni yang menampilkan karya-karya seniman Indonesia. Di Terminal 3 ini sejumlah seniman yang menampilkan karyanya diantaranya Sardono W Kusumo, Eko Nugroho, Angki Purbandono, Edi Prabandono, Nus Salomo, Pintor Sirait, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Galam Zulkifli, Nasirun, Indiegurillas, serta Tromarama.
(mdtj; foto muller