Tarian Panen Raya 'Vunja' Raih Juara Umum FBN-TMII 2016

by -

Jakarta,-

Masyarakat adat nusantara, khususnya masyarakat Kaili di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih memegang teguh tradisi, kebudayaan serta warisan kultural leluhurnya dalam pola hidup maupun dari berbagai ritual adatnya. Khususnya bagaimana mereka menyikapi rasa syukur atas panen yang berlimpah melalui Tarian Vunja.

Vunja ada mpae, merupakan ritual adat yang biasa dilakukan ketika menjelang panen raya. Ritual diawali dengan pembicaraan antara para tetua desa dengan Tina Ngata, yakni orang-orang yang berwenang merancang segala kegiatan seputar pertanian. Sehingga bisa menjadi pedoman dalam memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan pertanian, pengolahan ladang, dan sawah. Setelah berita akan dilaksanakannya perayaan Vunja Ada Mpae menyebar di masyarakat, kemudian para tetua adat dan Tina Ngata bertemu kembali untuk menentukan hari dilaksanakannya perayaan tersebut.

Setelah hari perayaan sudah ditentukan, dilaksanakanlah Maeko, yaitu acara mengundang masyarakat desa tetangga untuk turut serta dalam perayaan Vunja yang dilaksanakan di tanah lapang. Biasanya di bagian tengah tanah lapang tersebut, dibuat bangunan adat yang disebut Lobo. Lobo adalah bambu-bambu yang dibentuk segitiga yang di setiap tiangnya untuk meletakkan berbagai hasil panen desa seperti Padi, Jagung, Ubi dan sebagainya.

Tarian Vunja sebagai bagian dari perayaan Vunja Ada Mpae juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berbaur dengan para tetua adat – yang berpakaian Mbesa, terbuat dari kulit kayu. Tarian Vunja menjadi ciri masyarakat nusantara yang agraris, sekaligus representasi dari kearifan lokal masyarakat sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.

Dan Tarian Panen Raya ‘Vunja’ yang ditampilkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah memperoleh penghargaan Juara Umum dalam Festival Budaya Nusantara Taman Mini Indonesia Indah 2016 di Jakarta. Hal tersebut berkat dukungan Bpk Bupati parigi moutong H.syamsurizal Tambolotutu yang sangat luar biasa, mulai dari proses penggarapan ide, audisi ditingkat Propinsi hingga tentunya tambahan dukungan personil dalam menyambut perhelatan tersebut.

Tarian panen raya yang indah dan sarat kearifan lokal yang dibawakan penari dari Sanggar Seni Parigata tersebut, merupakan binaan ibu Ketua TP.PKK Kabupaten Parigi Moutong, Hj.Noorwachida Prihartini S.Tambolotutu, dengan penata tari dan kostum Rudy Irawan, artistik oleh Edy Subiyanto dan Andi Ranreng serta penata musik ansamble Tovekula, sungguh sangat memukau.

(maink/mdtj; foto ist

Response (1)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.