Jakarta,-
Menteri Perindustrian Saleh Husin, bersama Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) dan PT Traya Eksibisi Internasional (Traya Indonesia) membuka Pameran Furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia 2016, 10-13 Maret di Pre-Function Hall B Jakarta Convention Center (JCC).
“Kementerian Perindustrian secara berkelanjutan mendorong kemajuan dan mempopulerkan industri furnitur dengan mengikuti pameran bertaraf internasional seperti IFFINA Furniture Indonesia 2016 ini, demikian dikemukakan Saleh Husein.
Seperti diketahui, Industri furnitur Nasional, tambahnya mengalami peningkatan yang signifikan setelah pemerintah menerapkan kebijakan untuk melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam. Nilai ekspor kayu dan rotan pada tahun 2012 mencapai US$ 1,4 miliar dan terus meningkat hingga US$ 2,2 miliar pada tahun 2014 dan diprediksi mencapai US$ 5 miliar dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Disamping mempercepat pencapaian target ekspor sehingga industri furniture dapat memberikan kontribusi yang lebih pada perolehan devisa negara maupun penyerapan tenaga kerja.
Oleh karenanya ini merupakan new concept dari Indonesia International Furniture and Craft Fair (IFFINA) yang telah diselenggarakan sebanyak 8 edisi sejak tahun 2008 hingga tahun 2015. Dan tahun 2016 ini, ASMINDO menghadirkan energi dan konsep baru bersama Traya Indonesia, untuk membuat pandangan dan harapan baru bagi exhibitor domestik dan juga asing.
Sementara Taufik Gani, Ketua Umum ASMINDO menjelaskan bahwa data BPS menunjukkan nilai ekspor industri furnitur dan kerajinan pada tahun 2015 mencapai US$2,6 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa potensi industri furnitur masih sangat besar. Oleh karenanya Pameran Furniture Indonesia mengusung konsep “Unleashing High Quality Furniture Indonesia for International Market” dengan menyasar 3.500 buyer dari 87 negara serta target transaksi sebesar US$ 700 juta (bersama Pameran Mozaik Indonesia).
(mdtj ; foto dok Traya Indonesia
