Manila,-
Sukses Wonderful Indonesia memboyong 3 penghargaan inovasi pariwisata di ajang UN-WTO (United Nation-World Tourism Organization) akankah melengkapi kemenangan di Aseanta Awards 2016 malam ini (22/1), yang memperebutkan 6 Award di Manila, Philipina. Akankah ajang ini menjadi arena revans “Truly Asia”, Malaysia?
Jika Malaysia menggondol ke-6 penghargaan itu, maka skor akan menjadi 7-6. Indonesia masih unggul satu poin, yakni menang atas 3 kategori di UN-WTO Madrid Spanyol, 3 penghargaan Halal Tourism Award di Abu Dhabi UAE. Dan satu lagi brand Wonderful Indonesia yang menyalip Truly Asia di World Economic Forum (WEF) dalam Competitiveness Index.
Pencapaian ini menempatkan Indonesia dari tak ada ranking naik ke nomor 47, sedangkan Malaysia bertengger di posisi 96 dunia. Akankah Malaysia “menyapu bersih” ke-6 penghargaan tersebut?
“Kita lihat saja nanti! Forum ASEANTA ini sangat strategis bagi Indonesia, karena pasar ASEAN adalah pasar utama penyumbang jumlah wisman terbesar. Ilmu di pariwisaa itu mirip dengan telco, kedekatan dan akses itu sangat menentukan. Nah, semua negara ASEAN beradu kreasi, bersaing menjadi yang terbaik, untuk menarik wisman negara tetangga. ASEANTA Award ini bisa dijadikan tumpangan untuk mempopulerkan destinasi wisata Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya di Sofitel Manila.
ASEANTA Awards 2016 memberikan penghargaan atas The Best ASEAN Travel Article, The Best ASEAN Tourism Photo, The Best ASEAN Marketing and Promotion Campaign, The Best ASEAN New Tourism Attraction, The Best ASEAN Airline Programe, dan The Best ASEAN Cultural Preservation Effort.
Untuk berpartisipasi dalam kontes di forum resmi ASEANTA ini, masing-masing negara mengusulkan, mengirimkan, dan mempresentasikan karya nyata yang sudah dilakukan dan menjadi unggulan 2015.
“Kami sudah seleksi, kami sudah kirim dan presentasikan, untuk diadu dengan karya-karya terhebat dari negara tetangga,” jelas Menpar Arief Yahya.
Kompetisi dan awarding, itu punya makna penting baik internal maupun eksternal. Ke dalam, akan meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM dalam hospitality.
“Kebanggan dan prestasi itu bisa menularkan virus kompetisi internal kita, destinasi, pelaku bisnis, seniman, pemerhati, dan semua pihak yang concern di pariwisata. Semakin ketat kompetisi, semakin banyak karya yang bisa dipromosikan ke mancanegara,” jelasnya.
Pengaruh keluar, menjadi ajang promosi yang efektif, karena akan menjadi bahan perbincangan publik di ASEAN. Apalagi dengan teknologi dan jaringan media sosial yang makin berpengaruh? Sesuatu yang terhebat, baik keindahan alam, kecantikan budaya, dan buah kreasi manusia itu dengan cepat dan mudah akan terkoneksi sampai ke smart phone di tangan.
Pun juga karya-karya pariwisata yang dipertandingkan di ajang ASEANTA ini. “ASEAN itu mendapatkan lebih dari 100 juta inbound setahun. Sebut saja Malaysia 27 juta, Thailand 29 juta, Singapore 15 juta, Indonesia 10 juta. Sisanya Filipina, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Timor Leste. Tahun 2013 saja sudah 98 juta wisman? Itu pasar yang sangat potensial, dekat secara geografis, akrab secara cultural, aksesnya lebih mudah dan cepat,” jelas Arief Yahya.
Bagaimana agar Wonderful Indonesia menjadi paling terkenal? Paling menonjol? Paling diingat orang? Paling membuat kagum? “Ya, tonjolkan yang terbaik! Yang di juri oleh tim yang independent! Dikukuhkan oleh lembaga yang kredibel! Dan ASEANTA ini diakui secara regional sebagai lembaga resmi di pariwisata ASEAN,” katanya. (dudut/mdtj; foto ist