Usmar Ismail Award; Anugerah Insan Film Indonesia Sesungguhnya

by -

Jakarta,-

Sejak tahun 1979 atau hampir setelah 27 tahun yang lalu, sejumlah wartawan film Indonesia kembali berperan untuk memilih film-film Indonesia terbaik yang beredar di bioskop seluruh Indonesia melalui ajang Usmar Ismail Award.

Anugerah insan film Indonesia sesungguhnya ini sebagai jawaban keprihatinan atas festival-festival film yang ada yang dinilai tidak memiliki ‘kemurnian’ nya lagi sebagai sebuah ajang festival.

Adalah Yayasan Pusat Perfilman Haji Umar Ismail -lah yang menggagas Anugerah Insan Perfilman Indonesia ini bekerjasama dengan para pewarta film di seluruh Indonesia serta stasiun televisi swasta Trans7, demikian dikemukakan Adi Surya Abdi , selaku pengarah perhelatan tersebut.

Seperti diketahui Festival Film Indonesia pertama kali diselenggarakan tahun 1955 yang dipelopori oleh H. Jamaludin dan H. Usmar Ismail. Dilaksanakan pada masa pemerintahan Walikota Sudiro dan Menteri PPK Prof. Dr. Bahdeer Johan. Mengambil tempat di rumah dinas Walikota Jakarta Raya, JI. Taman Suropati NO.7. Dan tahun 1979, festival film Indonesia membentuk dewan penilai awal yang terdiri atas belasan wartawan film ibu kota. Ini menjadi festival film pilihan wartawan yang pertama dan terakhir.

Kini Usmar Ismail Award menjadi tonggak sejarah baru untuk melibatkan kembali pewarta film di seluruh Indonesia sebagai Juri dari anugerah insan perfilman Indonesia sesungguhnya.

Perhelatan juga melibatkan Samuel Watimena, satu-satunya designer terkemuka Indonesia yang masih konsisten terlibat di dunia perfilman Indonesia. Dan pada perhelatan pada 2 April manti akan menampilkan sebuah festival film dengan ‘Rasa Nusantara’ sepenuhnya. Sehingga akan banyak melibatkan para designer yang mengeksplorasi kekayaan budaya, perhiasan dan tatanan rambut nusantara.

Sementara Ketua Dewan Juri dan Ketua Kehumasan, Teguh Imam Suryadi, anugerah insan perfilman Indonesia sesungguhnya ini dapat memotivasi lagi kreativitas di dunia perfilman tanah air. Selain menjadi trigger bagi penyelenggaran festival film yang lain. Karena Film dan Pewarta Film sesungguhnya tidak bisa dipisahkan.
(mdtj; foto Muller

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.