Visualindonesia.com,-
Bagi generasi muda Jakarta, khususnya Gen Z, donat bukan lagi sekadar camilan manis. Kehadirannya kini menjelma menjadi bagian dari gaya hidup urban, mulai dari ritual nongkrong di kafe sambil mengabadikan foto donat berwarna-warni untuk Instagram atau TikTok, hingga menjadi simbol “self-reward” setelah penat beraktivitas seharian.
Fenomena ini membuat donat tidak hanya hadir dalam bentuk klasik, melainkan berkembang menjadi sajian kreatif dengan cita rasa yang lebih berani dan segar.
Jakarta pun menjadi rumah bagi berbagai kreasi donat kekinian yang menawarkan pengalaman baru. Ada donat bertekstur chewy ala mochi, paduan gurih seperti mozzarella, hingga rasa khas nusantara seperti klepon dan gula aren.
Tak heran, deretan gerai donat di ibu kota kini dipadati pencinta kuliner, baik untuk dinikmati pribadi maupun dijadikan hantaran manis yang berkesan.

Salah satunya datang dari tangan kreatif Olivia Sumichan yang menghadirkan donat berbahan dasar ubi jalar. Ukurannya jumbo, dibuat secara handmade, dan hanya tersedia lewat sistem pre-order, membuatnya terasa eksklusif. Menu sederhana seperti glaze atau meses tetap istimewa berkat sentuhan personal dari sang pembuat.
Lain lagi dengan Butter Baby yang mengusung konsep cerita alien dari planet Butterlandia. Tekstur donatnya krispi di luar namun lembut di dalam, dengan kreasi unik seperti Opor Ayam Crunch yang mengawinkan rasa gurih Indonesia dengan sentuhan dessert. Interior tokonya yang ditata desainer Harry Nuriev pun menjadikannya spot instagramable favorit para pemburu konten.
Dough Darlings, brand lokal yang sudah mendunia hingga Doha, Qatar, juga tak kalah mencuri perhatian. Dengan lebih dari 150 varian rasa, mulai dari Klepon Donut hingga Pistachio Kunafa, semua dibuat handmade menggunakan bahan premium. Branding yang konsisten dan vibrant di media sosial semakin memperkuat posisinya sebagai ikon donat modern asal Indonesia.
Dari Bali, Cloud Cakes ikut meramaikan Jakarta dengan donat fluffy yang disebut-sebut selembut awan. Taburan gula halus sederhana justru jadi daya tarik tersendiri. Konsep minimalis ini membuatnya populer di media sosial sebagai “donat aesthetic” yang pas dinikmati bersama secangkir kopi.
Nama Donut menawarkan inovasi lain dengan adonan labu Jepang yang memberi rasa manis alami dan tekstur lembut. Menu Pistachio Cream hingga Apple Cinnamon menjadi pilihan premium yang mudah ditemukan di mall besar Jakarta. Tak hanya lezat, tapi juga praktis sebagai camilan maupun oleh-oleh.

Bagi pencinta mochi, Dou Donut menghadirkan pengalaman berbeda dengan tekstur kenyal yang berpadu dengan cita rasa khas Indonesia. Varian Klepon Mochi Donut hingga Honey Miso menjadi favorit karena sulit ditemui di tempat lain. Dengan harga terjangkau, gerai di kawasan Bintaro ini menjadi destinasi wajib bagi pemburu rasa unik.
Tak ketinggalan Donut of Curiosity di ASHTA District 8 yang tampil seperti galeri seni modern. Donatnya hasil riset selama 1,5 tahun dengan campuran tepung Jepang dan labu kuning, menghadirkan kreasi seperti Maple & Beef atau Brulee & Yogurt yang menantang selera. Di sini, pengalaman makan terasa sama menariknya dengan atmosfer visual yang disajikan.
Sementara itu, Don Don Donuts menghadirkan bahan dasar ubi ungu atau ube yang memberi warna cantik sekaligus tekstur lembut. Topping-nya variatif, dari klasik hingga modern seperti Pistachio Cream atau Ham & Cheese. Karena dipasarkan dengan sistem pre-order, setiap donat dijamin fresh saat sampai di tangan pelanggan.
Dengan beragam pilihan kreatif ini, donat kini bukan sekadar camilan biasa, melainkan bagian dari tren kuliner Jakarta yang terus berkembang. Pertanyaannya, donat mana yang akan kamu pilih sebagai self-reward pertama di daftar petualangan kulinermu berikutnya?
(*/dee; foto: ist