Visualindonesia.com,-
Menjelang Hari Anak Sedunia yang jatuh pada 20 November 2025, film “Sahabat Anak” resmi memasuki tahap produksi dan dijadwalkan tayang perdana di tanggal yang sarat makna tersebut.
Film drama musikal keluarga ini bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah penghormatan terhadap perjalanan hidup Seto Mulyadi, sosok yang dikenal luas sebagai Kak Seto, ikon pelindung dan sahabat anak-anak Indonesia selama lebih dari lima dekade.
Di bawah arahan sutradara Irham Acho Bahtiar dan diproduksi oleh Heart Pictures bersama Rumah Semut Films, “Sahabat Anak” hadir sebagai persembahan spesial untuk keluarga Indonesia.
Menariknya, produksi ini melibatkan lebih dari 100 anak dari berbagai daerah yang mengikuti proses audisi hingga syuting. Dengan pendekatan yang ramah anak dan skala produksi besar, film ini berupaya menghadirkan cerita yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi.
Kisah film ini berangkat dari novel Kakak Batik, yang ditulis berdasarkan pengalaman nyata Kak Seto saat mendampingi anak-anak pemulung di kawasan Blok M, Melawai.
Sosok “kakak berbaju batik” yang dikenal akrab oleh anak-anak menjadi inspirasi utama dalam cerita tersebut. Sambutan hangat dari masyarakat terhadap novel ini akhirnya memantik ide untuk mengangkatnya ke layar lebar.
“Saya menulis kisah ini sebagai bentuk penghormatan terhadap perjalanan saya, sekaligus untuk meneruskan pesan moral yang saya terima dari almarhum Pak Kasur pada 23 September 1970. Beliau berpesan agar saya melanjutkan perjuangannya dalam mendidik dan melindungi anak-anak Indonesia. Amanah itu masih saya pegang sampai hari ini,” ujar Kak Seto.
Irham Acho Bahtiar mengungkapkan bahwa proyek ini telah lama dirancang, namun baru menemukan jalannya saat bertemu produser Herty Purba dari Heart Pictures.
“Sebagai penggemar Kak Seto sejak kecil, saya merasa film ini harus diwujudkan sebagai dokumentasi sejarah. Mumpung Kak Seto masih sehat, kita bisa syuting langsung bersama beliau,” katanya.
Meskipun tidak mengandalkan pendanaan resmi dari pemerintah, “Sahabat Anak” tetap mendapat dukungan moral dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Proses syuting dilakukan di beberapa lokasi seperti Ciawi, Bogor, dan Kota Tua Jakarta untuk menghadirkan nuansa tahun 1970-an yang kuat.
Film ini mengangkat dua latar waktu, masa lalu dan masa kini, dengan cerita yang mengikuti Kak Seto saat mempersiapkan reuni karakter legendaris Si Komo. Salah satu tantangan terbesar dalam produksi ini adalah menyutradarai anak-anak.
“Banyak kru belum terbiasa menghadapi anak-anak. Tapi Kak Seto selalu mengingatkan, hadapi anak-anak dengan senyuman, bukan kemarahan,” ujar Acho.
Tak hanya kisah inspiratif, film ini juga akan dihiasi lebih dari 10 lagu, termasuk aransemen ulang lagu-lagu legendaris ciptaan Pak Kasur dan lagu-lagu baru yang diciptakan khusus untuk film ini.
Dengan balutan musikal, sejarah, dan pesan moral, Sahabat Anak diproyeksikan menjadi film keluarga yang menyentuh hati sekaligus mencerdaskan generasi muda Indonesia.
(*/dra; foto: ist