Visualindonesia.com,-
Ideafest 2024 kembali digelar, membawa semangat kolaborasi dan inovasi dalam ekonomi kreatif. Acara yang berlangsung dari 26 hingga 29 September 2024 di Jakarta Convention Center ini menjadi sorotan utama bagi pelaku UMKM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan bahwa Ideafest 2024 bukan hanya sekadar acara berbagi ide, namun juga platform untuk mempertemukan inovator dengan peluang baru.
“Setelah 13 tahun, Ideafest menjadi event terbesar dalam ekonomi kreatif Indonesia, di mana ide-ide segar lahir dan kolaborasi tercipta,” ujar Sandiaga.
Dengan semakin berkembangnya sektor ekonomi kreatif, Sandiaga menegaskan pentingnya acara seperti Ideafest untuk menginspirasi dan memperkuat daya saing UMKM di Indonesia.
Sektor ini telah menjadi tulang punggung ekonomi negara, dan dukungan terhadap kreativitas adalah kunci untuk menghadapi tantangan global di masa mendatang.
“Ideafest 2024 menjadi panggung penting untuk mendukung potensi industri kreatif kita,” tambahnya.
Salah satu momen spesial dalam Ideafest 2024 adalah penyerahan penghargaan ‘Idea Awards’ kepada tokoh-tokoh yang dianggap memberikan kontribusi besar dalam memajukan sektor ekonomi kreatif.
Tahun ini, penghargaan diberikan kepada Jaksa Agung ST. Burhanuddin, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.
Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas ide-ide inovatif yang mereka hadirkan untuk memperkaya ekosistem kreatif di Indonesia.
Dalam pidatonya, Sandiaga menekankan bahwa penghargaan ini adalah pengakuan atas upaya para tokoh dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Inovasi dan kreativitas mereka adalah contoh nyata bagaimana sektor ini dapat menjadi penggerak ekonomi Indonesia ke depan,” kata Sandiaga.
Tidak hanya penghargaan, Ideafest 2024 juga menjadi tempat peluncuran ‘Program Aksilarasi’, sebuah inisiatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memberdayakan masyarakat di Destinasi Super Prioritas (DSP).
Program ini bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan produk-produk kreatif yang memiliki nilai jual tinggi, mulai dari subsektor musik, film, seni rupa, hingga seni pertunjukan.
“Aksilarasi menggunakan pendekatan community development yang berfokus pada pendampingan hingga monetisasi produk kreatif unggulan di lima Destinasi Super Prioritas,” jelas Sandiaga.
Lima DSP yang menjadi fokus Aksilarasi adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Produk kreatif dari masing-masing daerah tersebut telah melalui tahap inkubasi, digitalisasi, dan siap untuk diluncurkan ke pasar.
Peluncuran ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk memanfaatkan potensi lokal guna memperkuat ekonomi kreatif nasional.
Untuk memperluas jangkauan produk-produk kreatif tersebut, Kemenparekraf berkolaborasi dengan beberapa distributor terkemuka, seperti Goldilocks dari Rangkai.id untuk subsektor film dan seni pertunjukan, Musik Bagus untuk subsektor musik dan seni rupa, serta Elex Media Komputindo untuk subsektor penerbitan.
Kerja sama ini diharapkan dapat membuka akses lebih luas bagi produk-produk kreatif hasil inkubasi Aksilarasi ke pasar nasional dan internasional.
Dalam program Aksilarasi, Musik Bagus berperan penting sebagai distributor untuk subsektor musik dan seni rupa. Fokus utama distribusi ini adalah dua Destinasi Super Prioritas, yakni Mandalika dan Labuan Bajo.
Salah satu produk unggulan dari subsektor musik adalah musik tradisional ‘Cilokaq’ dari Mandalika. Musik tradisional khas suku Sasak ini telah dikembangkan dengan instrumen modern, menghasilkan lima lagu dalam album “Aksilarasi: Mandalika”.
Album ini menyajikan lima lagu yang mencerminkan keunikan budaya Lombok, termasuk ‘Resonansi Dunie’, yang bercerita tentang pengaruh budaya luar terhadap Lombok, dan ‘Seribu Masjid’, yang mengungkapkan rasa syukur atas keindahan Pulau Lombok. Lagu-lagu seperti ‘Pancing Lindung’ dan ‘Kute Mandalike’ juga menonjolkan tradisi serta keindahan alam yang memikat.
Selain Mandalika, Labuan Bajo juga menjadi sorotan dengan peluncuran album “Flores Human Orchestra (FHO)”. Komunitas musisi lokal ini berfokus pada pelestarian musik tradisional khas Manggarai.
Album mereka, “Aksilarasi: Labuan Bajo”, menampilkan 15 lagu yang menonjolkan tradisi dan kebudayaan Flores. Lagu-lagu seperti ‘Bombong’ dan ‘Riang’ mengangkat tema-tema tentang kebersamaan, cinta alam, dan penghormatan terhadap budaya lokal.
Salah satu lagu menarik dalam album ini adalah ‘Ringkikok’, yang menceritakan tentang pemuda dengan kuda perkasa yang menarik perhatian gadis-gadis desa. Lagu lainnya, ‘Gong Dance’, memadukan musik tradisional dan modern dengan harmonisasi yang memukau.
Kehadiran album ini diharapkan mampu memperkenalkan musik tradisional Manggarai kepada khalayak yang lebih luas.
Dengan keberagaman produk kreatif ini, “Ideafest 2024” menunjukkan bahwa musik tradisional bisa menjadi bagian penting dari pariwisata.
Lagu-lagu dari Mandalika dan Labuan Bajo bukan hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memperkaya pengalaman pengunjung.
Musik tidak hanya menghibur, tetapi juga membawa pesan-pesan mendalam tentang budaya dan identitas suatu daerah.
Melalui acara seperti Ideafest, Sandiaga berharap generasi muda Indonesia dapat terus terinspirasi untuk menggali dan mengembangkan ide-ide kreatif.
“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Kreativitas generasi muda adalah kunci untuk menjaga dan mempromosikan budaya ini di panggung dunia,” tutur Sandiaga memungkasi.
(*/dra; foto ist