Jakarta,-
Indonesia terpilih menjadi anggota World Heritage Committee (Komite Warisan Dunia) periode 2015-2019 pada pemilihan dalam sidang 20th session of the General Assembly di markas besar UNESCO, Paris. Keputusan ini berarti Indonesia telah dua kali menjadi anggota World Heritage Committee, setelah periode 1989-1995.
UNESCO World Heritage memiliki misi mendorong negara-negara anggota UNESCO agar dapat menandatangani Konvensi Warisan Dunia (World Heritage Convention) untuk menjamin perlindungan warisan budaya dan alam; menyediakan bantuan mendesak untuk situs Warisan Dunia yang terancam; dan membentuk kesadaran publik dan partisipasi masyarakat dalam pelindungan dan pelestarian warisan budaya dan alam dunia.
Sepanjang 2015, terdapat 9 dari 21 negara anggota komite yang habis masa keanggotaannya, yaitu: Aljazair, Kolombia, Jerman, India, Jepang, Malaysia, Qatar, Senegal dan Serbia. Dan negara yang menggantikan posisi tersebut, yaitu: Angola, Azerbaijan, Bosnia Herzegovina, Burkina Faso, Indonesia, Jamaika, Kuba, Kuwait, Latvia, Tunisia, dan Zimbabwe.
Indonesia bersama 20 negara anggota komite lainnya (Angola, Azerbaijan, Burkina Faso, Kroasia, Kuba, Finlandia, Jamaika, Kazakhstan, Kuwait, Lebanon, Peru, Philippina, Polandia, Portugal, Korea Selatan, Tunisia, Turki, Tanzania, Vietnam, dan Zimbabwe) akan berperan dalam menentukan arah kebijakan warisan dunia, dan ikut menyeleksi serta menetapkan Warisan Budaya dan Alam Dunia di negara-negara lain yang mengusulkan sebagai warisan dunia.
Sekaligus mengidentifikasi, melindungi, dan melestarikan potensi warisan situs di wilayahnya yang saat ini semakin terancam oleh kerusakan.
Saat ini, Indonesia memiliki 8 Warisan Dunia yang tercatat pada Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) yang terdiri dari 4 Warisan Budaya Dunia yaitu: Kompleks Candi Borobudur (1991), Kompleks Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), dan Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (2012); dan 4 Warisan Alam Dunia, yaitu: Taman Nasional Ujung Kulon, Banten (1991); Taman Nasional Komodo, NTT (1991); Taman Nasional Lorentz, Papua (1999); dan Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004). (gha ; foto ist