Pentingnya Assessment Karyawan Bagi Perusahaan

by -

Visualindonesia.com,-

Assessment merupakan serangkaian tes bagi karyawan untuk mengukur layak atau tidak layak mereka menjalani tugas tertentu atau untuk menduduki jabatan tertentu. Assessment dilakukan dalam periode tertentu dan dikerjakan oleh ahli (psikolog).

Hasil tes selanjutnya dijadikan laporan kepada para stakeholder yang kemudian berunding apakah orang tersebut jadi ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan atau tidak, atau ada orang lain yang ternyata lebih kompeten.

Tentu saja hal tersebut sesuai dengan fungsi assessment, di mana assessment memiliki fungsi formatif yang digunakan untuk memberi feedback kepada pimpinan perusahaan untuk memperbaiki kinerja dan progres kerja karyawan agar kembali (lebih) produktif.

Assessment juga punya fungsi sumatif yang bertujuan untuk menentukan nilai akhir dari hasil pekerjaan setiap karyawan. Nilai itu yang akan dijadikan laporan apakah dia layak atau tidak dalam melaksanakan pekerjaannya.

Fungsi diagnosis dari assessment bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan karyawan, jika ada kelemahan maka perusahaan bersama karyawan harus mencari solusi. Assessment memiliki fungsi penempatan dan ini menjadi acuan dalam membantu perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat agar kinerjanya semakin produktif.

Selain itu, assessment juga berperan dalam penilaian keberhasilan seorang karyawan apakah mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik dan mencapai target yang telah ditentukan.

“Assessment memberi feedback kepada pimpinan perusahaan untuk memperbaiki kinerja dan progres kerja karyawan agar semakin produktif, selain itu juga untuk menentukan nilai akhir dari hasil pekerjaan setiap karyawan,” ungkap Arnita Kusumaningrum selaku CEO Bipi Consulting.

Ada beberapa jenis assessment:

(1) Write Assessment, berupa penilaian tertulis yang berisi sejumlah soal yang mengharuskan karyawan untuk menjawabnya dalam kurun waktu tertentu, satu jam atau dua jam. Hasilnya kemudian dinilai oleh ahli sebagai sebuah indikator yang kemudian dijadikan laporan kepada perusahaan yang bersangkutan.

(2) Performance Assessment, di jenis ini perusahaan biasanya akan menugaskan karyawan untuk mengikuti tes yang dibuat dalam berbagai situasi tertentu. Nantinya, perusahaan dapat menilai performa dan sikap karyawan dalam menghadapi situasi tersebut. Jenis ini lebih menyerupai tes kasus apakah si karyawan mampu menyelesaikannya atau tidak, dan biasanya untuk karyawan yang akan menempati posisi berisiko tinggi, misalnya tim keselamatan kerja pada tambang, proyek gedung bertingkat tinggi, dan sebagainya.

(3) Skill Assessment, digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Apakah karyawan tersebut memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan atau tidak. Inilah mengapa ada SIM-A, SIM-B, dan SIM-C, untuk melihat kualifikasi seseorang dalam mengemudi, jika salah mengendari tipe kendaraan maka bisa sangat berbahaya dan merugikan.

(4) Diagnostic Assessment, untuk menguji pengetahuan dan keterampilan karyawan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Metodenya, perusahaan akan memberikan sejumlah pertanyaan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan yang dimiliki si karyawan.

(5) Cognitive Assessment, bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan calon karyawan saat melamar pekerjaan. Perusahaan menguji seberapa kritis mereka berpikir dan bagaimana mencari solusi ketika menghadapi masalah yang rumit.

(6) Physical Assessment, bertujuan untuk mengukur kemampuan fisik karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Jenis ini biasanya digunakan pada karyawan yang bekerja di lapangan atau yang diwajibkan memiliki kondisi fisik yang prima.

(*; foto ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.