Visualindonesia, Jakarta,-
Kisah horor tentang pelet dengan media rambut dan kain kafan yang sempat viral di media sosial telah menyentuh insting bisnis seorang produser film, Shankar RS. Pemilik perusahaan film Digital Film Media itu pun langsung tancap gas menghubungi sutradara yang sering menggarap film horor, Helfie Kardit, guna memproduksi film yang diberi judul ‘Rambut Kafan’.
Membaca judulnya saja sudah memberi kesan mistis dan penasaran, apalagi konteks rambut jarang dipakai sebagai judul dalam film layar lebar. Dalam ilmu pelet, rambut dan foto yang dibungkus kain kafan sering digunakan dalam praktek ilmu hitam tersebut.
“Saya menggandeng Helfie Kardit, sutradara bertangan dingin yang sudah sering bekerja sama dengan saya membuat film-film box office seperti ‘Menjelang Maghrib’ dan ‘Arwah Goyang Karawang’,” ujar Shankar saat syukuran produksi film ‘Rambut Kafan’ di Menara Peninsula pada Minggu (16/4/2023).
Munculnya rencana besar produksi film ini berawal dari cerita mistis yang viral di sosmed, tentang santet menggunakan medium rambut dan kain kafan. Kisah itu pertama kali diunggah oleh Anjas pemilik akun TikTok Horor.
Salah satu konten Anjas menceritakan tentang bacaan mantra pelet. Mantra dan cara ritual dalam video tersebut dipraktekkan oleh dua anak sekolah di kuburan. Mereka menggunakan rambut wanita yang akan dipelet, foto bertuliskan nama dan tanggal lahir, kain kafan serta bunga 7 rupa, yang harus ditanam dalam tanah kuburan.
Ulah kedua remaja itu pun berakibat fatal, mereka ditangkap oleh mahluk gaib hingga shock berat dan jatuh sakit.
Melihat viralnya kejadian tersebut, Shankar bergerak cepat menghubungi pemilik akun tersebut untuk mengangkat kejadian tersebut ke dalam film layar lebar, gayung bersambut, Anjas pun bersepakat.
Production House Voxineema yang dimotori Producer Shankar langsung membentuk tim production design bersama Executive Producer Wina Aditri dan Assistant Producer Navi Ananda, serta Associate producer Via Roesly hingga muncullah judul yang disepakati, ‘Rambut Kafan’.
“Helfie adalah Sutradara yang mengerti kemauan saya dan bisa memvisualkan ke bahasa gambar desain produksi saya dengan baik. Dalam sebuah produksi Film teamwork antara sutradara dan produser itu penting, untuk membuat sebuah film menjadi box office,” ungkap Shankar.
Menurut Shankar, biasanya sutradara sering merasa hebat sendiri, padahal sukses sebuah film tidak lepas dari campur tangan producer untuk kolaborasi bersama menjadikan sebuah karya sukses di pasaran.
“Namun saya merasa bahwa Helfie adalah sutradara yang sangat kooperatif dan menghargai teamwork, sehingga saya yakin bahwa film ‘Rambut Kafan’ sangat mudah mendapatkan puluhan juta penonton,” harap Shankar.
Shankar tidak tanggung-tanggung mendesain produksi film ini, dengan menggaet para bintang-bintang yang sudah menjadi idola di masyarakat, seperti Bulan Sutena yang memiliki hampir 20 juta follower di Tiktok dan Instagram; Nita Gunawan, wanita cantik yang wajahnya mirip Agnez Monica, juga memiliki fans puluhan juta.
“Kedua figur tersebut memiliki fans yang loyal dan setia,” kata Shankar.
Film ini juga akan didukung aktor dan aktris kawakan seperti Catherine Wilson, Yama Carlos dan Virnie Ismail. Sederet nama lain seperti Kathleen, Nena Ghoib, Bule Makvera, Aiman Ricky, Maghara Adipura, Sony Tulung, Wina Aditri, Cut Ashifa, Ahmad Pule, Laili Affidah, Astrid Angel juga akan memberikan kemampuan akting terbaiknya.
‘Rambut Kafan’ berkisah tentang jalan pintas untuk menjadi kaya dengan menggunakan media rambut, foto dan kain kafan yang berakibat kematian orang-orang terdekat Anwar (Yama Carlos), termasuk keguguran berkali-kali yang dialami istri Anwar, Mirna (Virnie Ismail), membuat Tari (Bulan Sutena) mencari tahu ada apa dibalik semua ini.
Tari mencurigai apakah pamannya sendiri, Subhan (Aiman Ricky) bersekutu dengan mahluk gaib untuk merusak keluarganya. Bahkan Tini (Nita Gunawan), asisten rumah tangganya tewas secara misterius dan mengerikan. Semua peristiwa itu membuat Tari semakin takut dan kalut.
Apakah kesuksesan Anwar, ada dukungan dari crazy rich yang disatu sisi memberi kekayaan, dan di sisi lain mengambil nyawa?
(*)