Visualindonesia, Jakarta,-
Tak bisa dipungkiri dedikasi dan jasa-jasa H. Usmar Ismail (alm), terhadap perkembangan industri perfilman di Tanah Air sangatlah besar. Walau sudah 50 tahun Usmar Ismail meninggalkan dunia film akibat pendarahan di otak, namun namanya tak pernah pudar sedikitpun.
Sejak 2016, para inisiator yang terdiri dari Dr. Maman Wijaya, M.Pd,; H. Sonny Pudjisasono, SH, MBA.; Akhlis Suryapati Dahlan, SH; Wina Armada Sukardi, SH; dan Adisurya Abdy, M.Sc. telah mengusulkan agar H. Usmar Ismail mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Perjuangan selama enam tahun itupun membuahkan hasil, pada Rabu (10/11), bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada H. Usmar Ismail.
Sehubungan dengan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut, Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) pun mengadakan syukuran dengan mengundang tokoh tokoh perfilman.
Hadir dalam acara syukuran antara lain keluarga H. Usmar Ismail, Heidy Hermia dan Nureddin Ismail, Slamet Rahardjo, Rudi Sanyoto, Djonny Syafruddin serta Ody Mulya Hidayat.
Dalam sambutannya Ketua Yayasan PPHUI, H. Sonny Pudjisasono, SH mengatakan, proses untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional bagi Usmar Ismail dilakukan sejak enam tahun lalu.
“Kita berproses selama 3 tahun dari 2016 hingga 2018, kita ajukan langsung, lengkap secara administrasi dan dinyatakan lolos pada saat itu. Namun Usmar Ismail belum bisa mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 2018,” ungkap Sonny di Gedung PPHUI, Rabu (10/11).
Sonny menambahkan, pengajuan terus berlanjut selama 3 tahun mulai 2019, yang puncaknya pada 2021 gelar itupun disematkan kepada Usmar Ismail oleh Presiden Joko Widodo.
“Alhamdulillah kita bersyukur bapak presiden berkenan untuk menetapkan H. Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional dan juga sebagai Bapak Perfilman Nasional,” imbuh Sonny.
Ucapan terima kasih juga disampaikan putra dan putri H. Usmar Ismail, Heidy Hermia dan Nureddin Ismail kepada semua pihak yang telah mendukung atas pencapaian besar ini.
Heidy mengatakan anugerah ini merupakan puncak dari penghargaan Negara kepada warganya yang berjuang bukan dengan fisiknya.
“Kali ini anugerah Pahlawa Nasional diberikan kepada seorang tokoh yang berjuang tidak dengan mengangkat senjata namun dengan karya-karya intelektualnya yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan dan mempertahankan perjuangan di awal kemerdekaan,” kata Heidy.
Pada kesempatan itu juga, Gubernur DKI Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, SE, MPP, Ph.D yang diwakili Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Premi Lasari, AP., M.Si memberikan Piagam kepada 8 orang Tim Penelitian dan Pengkajian Gelar Daerah (TP2GD).
Mereka adalah DR. Abdurakhman, M Hum; DR Nurzengky Ibrahim, MM; Kol. DR. Kusuma, M.Si; Prof. DR. Diana Nomida, MPP; DR. Imas Emalia, M.Hum; Drs. Ahmad Syaropi, M.Si; Wakhid Nur Effendi; dan DR. Mohammad Iskandar.
(drel; foto dudut/mm