Jakarta,-
Setelah dilakukan renovasi/revitalisasi ruang pameran selama dua tahun, Galeri Nasional Indonesia, membuka Pameran Tetap (Permanent Exhibition) Koleksi Galeri Nasional Indonesia (Koleksi Negara) karya perupa Indonesia dan mancanegara. Ruang pameran tersebut menempati Gedung B Lantai 2.
Ruang Pameran Tetap yang menampilkan koleksi permanen Galeri Nasional Indonesia ini ditata (display) sebagai sebuah museum seni rupa modern dan kontemporer dengan mengusung konsep baru. Yakni, seperti biasanya Pameran Tetap menampilkan karya-karya perupa Indonesia dan mancanegara berdasarkan kurasi tertentu dan bergantian secara periodik, dengan tiga kategori penyajian yaitu kronologis sejarah seni rupa modern Indonesia; tematik semisal pemandangan alam, abstrak; dan karya-karya seniman mancanegara.
Setelah revitalisasi, Pameran Tetap yang dikuratori Suwarno Wisetrotomo dan Citra Smara Dewi ini disajikan dengan penataan berdasarkan periodisasi perjalanan seni rupa Indonesia yang terbagi dalam dua bagian besar, yaitu Galeri 1 dan Galeri 2, yang secara keseluruhan terdiri dari 13 ruang dengan dilengkapi teks informasi (cetak dan multimedia).
Galeri 1 menampilkan Seni Rupa Modern Indonesia dan Internasional, yang terbagi menjadi tujuh ruang. Diantaranya Ruang 1: Koleksi Internasional; Ruang 2: Raden Saleh Sjarif Bustaman (1807–1880); Ruang 3: Mooi Indie dan Persagi (1920–1942); Ruang 4 dan 5: Era Pendudukan Jepang, Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Lahirnya Era Sanggar (1942–1945); serta Ruang 6 dan 7: Era Akademi Seni Rupa (1947–sekarang). Sedangkan Galeri 2 terbagi menjadi empat ruang. Diantaranya Ruang 8 dan 9 yang menyuguhkan Gerakan Seni Rupa Baru, serta Ruang 10 dan 11 yang berisi Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
Pembagian ruang dalam Galeri 1 dan 2 menentukan pemilahan dan penempatan karya, yang dalam pameran ini jumlah karya yang ditampilkan mencapai lebih dari 100 karya. Sebagian besar merupakan hasil karya para maestro dan perupa tersohor seperti Raden Saleh, Wakidi, S. Sudjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Otto Djaja, Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono, Widayat, Djoko Pekik, Eddie Hara, Heri Dono, Jim Supangkat, Dede Eri Supria, Tisna Sanjaya, Krisna Murti, Anusapati, Mella Jaarsma, dan karya perupa internasional antara lain Victor Vasarely, Wassily Kandinsky, Hans Arp, Zao Wou-Ki, Hans Hartung, dan Sonia Delaunay.
Melalui koleksi yang dipamerkan sekaligus bisa menjadi referensi/rujukan untuk mengenali dan mencermati orisinalitas sebuah karya seni rupa. Selain itu, pameran dimaksudkan agar publik dan para perupa bahwa karya-karya yang diakuisisi/dikoleksi Galeri Nasional Indonesia selalu diupayakan untuk bisa diakses publik, dilindungi, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan seni, serta bisa menjadi destinasi wisata museum (wisata budaya) yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati keindahan berbagai ragam karya seni rupa.
Pameran Tetap (Permanent Exhibition) Koleksi Galeri Nasional Indonesia seterusnya dibuka untuk umum, setiap hari Selasa–Minggu, pukul 09.00–16.00 WIB, kecuali hari Senin dan Libur Nasional. Pengunjung pameran ini tidak dikenakan biaya masuk (free admission). (dsy/mdtj; foto muller