Visualindonesia, Yogyakarta,-
Untuk mendorong pelaku ekonomi kreatif di bidang televisi, perfilman, dan over the top (OTT) dalam meningkatkan kualitas para pelaku film memproduksi tayangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan Persatuan Karyawan Film Televisi Indonesia menyelenggarakan pelatihan SCENE (Masterclass Pengembangan Skenario Film TV dan OTT) pada 15-19 Oktober di Yogyakarta.
Saat pembukaan SCENE di Swiss-Belboutique Hotel Yogyakarta, Kamis (15/10/2020), Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi, Kemenparekraf/Baparekraf, Syaifullah menjelaskan, kegiatan ini dapat memunculkan potensi pelaku industri televisi, film, dan OTT di Indonesia, tidak hanya menonjolkan konten percintaan namun juga dapat menanamkan nilai-nilai budaya di Indonesia pada karyanya.
“Saya harap, pembuat konten ini bisa menanamkan nilai-nilai budaya pada karyanya, sehingga tidak melulu bicara soal cinta,” ujar Syaifullah.
Syaifullah juga berharap, melalui kegiatan SCENE bisa terjadi pertukaran sumber daya informasi yang nantinya akan mendorong dan mengembangkan industri kreatif nasional.
Hadir dalam kegiatan ini, Singgih Raharjo (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Ketua KFT yang juga penulis skenario FTV Gunawan Paggaru, serta para mentor dari KFT antara lain, Eric Gunawan, Lintang Pramudya Wardhani, Lina Nurmalina, dan Dedey Natalia.
Syaifullah menjelaskan, Yogyakarta memiliki banyak lokasi pembuatan film (movie set) yang bisa menjadi magnet tersendiri untuk dikunjungi wisatawan. Salah satunya Desa Wisata Gamplong di Sleman yang menjadi lokasi syuting film “Bumi Manusia” serta film “Sultan Agung The Untold Love Story” yang disutradarai Hanung Bramantyo.
“Potensi dan keunikan di Indonesia luar biasa untuk menarik wisatawan. Kita punya 17 ribu pulau. Namun kita masih kurang bisa mengemas atau membuat showcase ke dunia,” kata Syaifullah.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo menjelaskan, Kemenparekraf tidak salah menggelar kegiatan SCENE ini di Yogyakarta, lantaran terdapat banyak film-film berkualitas yang lahir dari Kota Pelajar ini.
“Komunitas film di Yogyakarta ada banyak sekali. Banyak film-film yang viral dari Jogja, contohnya film Tilik. Pertumbuhan untuk sineasnya juga luar biasa dan Jogja adalah gudangnya para sineas,” ujarnya.
Singgih juga berharap, dengan diselenggarakan SCENE di Yogyakarta bisa memunculkan para pelaku di industri film yang bisa membawa nama Yogyakarta semakin dikenal dengan keunikan budayanya.
“Semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara periodik. Yang paling terpenting adalah kita semua tetap produktif di masa pandemi ini, serta bisa memberikan manfaat khususnya di bidang perfilman,” ujarnya.
SCENE dilaksanakan di 3 daerah, yaitu Bali, Yogyakarta, dan Danau Toba. Awal Oktober 2020 telah dilaksanakan di Bali.
(*/drel; foto biro komunikasi kemenparekraf