‘Rinjani100 2025’ Raih Sukses Spektakuler, 1.100 Pelari dari 44 Negara Bersaing di Lombok

by -

Visualindonesia.com,-

Lombok kembali membuktikan diri sebagai destinasi sport tourism kelas dunia melalui gelaran “Rinjani100 2025” yang berlangsung spektakuler pada 16-18 Mei lalu. Event trail running bergengsi ini berhasil menarik 1.100 pelari dari 44 negara, menciptakan antusiasme luar biasa di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Pulau Seribu Masjid ini tidak hanya menawarkan kekayaan budaya dan religi, tetapi juga memukau dunia dengan bentang alam yang memadukan pantai eksotis dan jalur pendakian menantang.

Gunung Rinjani sebagai magnet utama pariwisata Lombok kembali membuktikan daya tariknya yang tak tertandingi bagi para pecinta olahraga ekstrem dan wisatawan mancanegara.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang berkolaborasi dengan F-One Sport sebagai penyelenggara telah mempersiapkan acara ini dengan matang. Pantai Pekendangan di Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur menjadi titik start untuk kategori 162KM dan 100KM, sementara kategori lainnya dimulai dari lokasi berbeda sesuai dengan jarak tempuh masing-masing.

Kompetisi ini terbagi dalam lima kategori jarak yang menantang: 27KM, 36KM, 60KM, 100KM, dan 162KM. Setiap kategori memiliki titik start yang strategis, mulai dari Pantai Pekendangan untuk jarak terjauh, Desa Senaru untuk kategori 60KM, Hotel Nusantara Sembalun untuk 36KM, hingga kawasan Sembalun untuk kategori 27KM.

Persaingan ketat terjadi di semua kategori dengan pencapaian waktu yang mengesankan. Sangé Sherpa dari Nepal menorehkan prestasi luar biasa dengan memenangi kategori 162KM dalam waktu 41 jam 4 menit 32 detik.

Sementara itu, atlet Indonesia juga meraih prestasi membanggakan melalui Muhammad Ma’mun Khariri yang menjuarai kategori 100KM putra dan Taufan Rizki Jauhari yang meraih emas di kategori 27KM dengan catatan waktu 3 jam 39 menit 3 detik.

Kehadiran ribuan peserta internasional tidak hanya menciptakan kompetisi yang sengit, tetapi juga menghadirkan pertunjukan budaya lokal yang memukau. Gendang Beleq dan Peresean turut mewarnai acara, memperkenalkan kekayaan budaya Lombok kepada dunia internasional. Kuliner khas Lombok juga menjadi daya tarik tersendiri yang memikat para wisatawan.

Dampak ekonomi dari “Rinjani100 2025” sangat signifikan bagi masyarakat lokal dengan nilai transaksi mencapai Rp18,74 miliar. Sektor penyediaan makanan dan minuman merasakan dampak terbesar dengan transaksi Rp2,97 miliar, diikuti jasa angkutan udara (Rp2,33 miliar), akomodasi (Rp1,99 miliar), pakaian jadi (Rp1,3 miliar), serta perdagangan umum (Rp0,78 miliar).

Event ini juga berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dengan melibatkan 50 relawan sebagai panitia dan 30 pelaku seni budaya. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen dalam melestarikan budaya lokal sambil mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kesuksesan “Rinjani100 2025” membuktikan bahwa sport tourism Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Lombok dengan segala pesona alamnya telah menjadi destinasi favorit yang menggabungkan tantangan olahraga ekstrem dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang autentik.

Setelah menyaksikan kompetisi yang memacu adrenalin, Lombok menawarkan berbagai destinasi wisata yang sempurna untuk relaksasi dan eksplorasi budaya. Desa Sembalun di kaki Gunung Rinjani menjadi pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana pegunungan tanpa harus melakukan pendakian melelahkan.

Agrowisata petik stroberi langsung dari kebun masyarakat lokal menjadi aktivitas menarik, mengingat hampir seluruh penduduk berprofesi sebagai petani stroberi.

Taman Wisata Pusuk Sembalun dengan udara sejuk dan panorama pegunungan Rinjani yang memukau menjadi spot foto instagrammable yang sempurna untuk menikmati sunrise dan sunset. Wisatawan disarankan mengenakan pakaian tebal mengingat suhu yang cukup dingin di kawasan pegunungan ini.

Bagi yang ingin merasakan sensasi berbeda, Pantai Pink di Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur menawarkan keunikan pasir berwarna merah muda yang jarang ditemukan. Ombak yang tidak terlalu besar memungkinkan pengunjung menikmati snorkeling, bermain pasir, berburu spot foto, hingga menikmati kuliner ikan bakar segar.

Pengalaman budaya autentik dapat ditemukan di Desa Sade, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Arsitektur tradisional dengan bangunan bambu beratap alang-alang dan lantai unik dari campuran tanah liat, kotoran kerbau, abu, dan jerami menunjukkan kearifan lokal masyarakat Sasak.

Pertunjukan Tari Peresean yang khas dan proses pembuatan aksesoris kain tenun tradisional dapat disaksikan langsung. Desa ini menerapkan sistem tiket masuk sukarela dengan kewajiban mengisi buku tamu, mencerminkan kehangatan masyarakat lokal.

(*/vie; foto: dok. Kemenpar

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.