Tradisi Lebaran: Perburuan Kulit Ketupat dan Menu Opor Ayam Menjelang Idul Fitri

Visualindonesia.com,-

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, suasana pasar dan pinggir jalan di berbagai sudut kota semakin semarak dengan kehadiran pedagang kulit ketupat dadakan. Tradisi menyajikan ketupat saat Lebaran seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan, menjadikannya buruan utama masyarakat yang hendak menyiapkan hidangan khas Lebaran. Selain ketupat, menu pelengkap lainnya yang selalu hadir di meja makan saat Lebaran adalah olahan ayam, terutama opor ayam. Masyarakat pun berbondong-bondong mencari ayam terbaik untuk diolah menjadi hidangan khas ini. (Foto: Dudut Suhendra Putra)

Di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025), seorang pedagang kulit ketupat tampak melayani pembeli.

Tak hanya di Jakarta, fenomena ini juga terlihat di berbagai daerah lain di Indonesia, di mana masyarakat berburu kulit ketupat untuk menyajikan hidangan khas bersama keluarga.

Anyaman kulit ketupat yang terbuat dari daun kelapa muda ini dibandrol seharga Rp10 ribu per 10 ketupat.

Bukan hanya sebagai wadah makanan, anyaman ketupat juga mencerminkan filosofi budaya dan religi yang mendalam. Tak heran, permintaannya selalu meningkat setiap tahun menjelang hari raya.

Untuk menemani ketupat di meja makan, Opor Ayam menjadi menu yang tidak bisa terpisahkan, untuk itu permintaan tinggi menjelang hari raya berdampak pada lonjakan harga ayam di pasaran.

Ayam betina yang sebelumnya dijual dengan harga lebih rendah kini mencapai Rp 80 ribu per ekor, sementara ayam jantan dibanderol hingga Rp 250 ribu per ekor.

Meski harga melambung, antusiasme masyarakat tetap tinggi. Setiap tahun pasti ada kenaikan harga, tapi tetap beli karena Lebaran tanpa opor ayam rasanya kurang lengkap, ujar salah satu pembeli di pasar tradisional.

Kombinasi ketupat dengan opor ayam bukan sekadar makanan, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dan kekayaan kuliner khas Nusantara yang diwariskan secara turun-temurun.