Visualindonesia.com,-
Bulan September merupakan moment penting bagi Pringgo yang sempat berkarya bersama Twentyfirst Night karena pada bulan itu, album solo yang telah lama dinanti akhirnya dirilis.
Bertajuk “Bejana”, album ini merupakan rekoleksi kisah yang penuh makna dan emosional yang mengeksplorasi nuansa emosi manusia, pertumbuhan, dan transformasi.
“Semua track di album ini adalah cerminan kejadian kehidupanku selama proses pengerjaan album ini sendiri,” ungkap Pringgo.
“Jadi, album ini terasa personal dan sangat berkesan karena jadi semacam diary kisahku,” lanjutnya.
Lewat album yang memang telah digarap kurang lebih selama 1 tahun ini, Evolusi Pringgo sebagai seorang artis sangat terasa lewat penggabungan pengaruh pop, alternatif, indiepop, britpop, rock, balada, serta inspirasi dari banyak artis legendaris dunia seperti The Beatles, John Mayer, Phoenix, Ben Folds Five, dan lainnya.
Pringgo mengatakan, “Bejana” mewakili wadah dari emosi dan pengalaman kita yang selalu berubah namun terus menyimpan ruang untuk pertumbuhan dan transformasi. Itulah mengapa lewat album ini, Pringgo berharap bahwa pendengarnya dapat merasa terkoneksi lewat cerita yang dia hadirkan di dalam album ini.
“Harapannya bagi pendengar tentunya lagu-lagu aku bisa berkenan atau bahkan relate dengan realita para pendengar masing-masing,” kata Pringgo.
“Kalau untuk aku sendiri, harapan dengan rilisnya album ini, aku bisa menenangkan hati dan pikiran karena sudah tertuangkan ke dalam ‘Bejana’ ini,” tambahnya.
Sebagai focus track pada album ini, Pringgo mempersembahkan 2 lagu yang merupakan hasil kolaborasinya bersama dengan Dochi Sadega di single ‘Pesan’ dan Pamungkas pada single ‘Bittersweet of Rain’ yang sekaligus menjadi 1 dari 2 lagu berbahasa Inggris pada album ini.
Saat ditanya mengapa memilih berkolaborasi dengan kedua musikus yang secara musikalitas dan genre sedikit diluar zona nyaman dari Pringgo, dia menyatakan, memang keinginannya untuk mengajak mereka berkolaborasi, karena saat proses pembuatan di masing-masing lagu sudah terbayang kalau 2 sosok itu adalah kolaborator yang cocok untuk single tersebut.
“Dengan adanya mereka berdua, aku ingin memberikan vibe spontaneous karena keduanya memang dapat membuat aku seolah-olah keluar dari zona nyamanku sendiri,” kisahnya.
Setelah rilisnya album “Bejana” ini, Pringgo masih menyimpan mimpi untuk ke depannya dapat berkolaborasi baik dengan musikus lain dalam negeri atau bahkan dapat berkolaborasi dengan musikus-musikus dari luar Indonesia. Karena memang, selain menjadi musikus, Pringgo sendiri sudah berkecimpung sebagai produser musik untuk beberapa musikus tanah air, salah satunya adalah Hindia, pada single ‘Kita Ke Sana’ di album “Lagipula Hidup Akan Berakhir”.
Simak album solo perdana dari Pringgo bertajuk “Bejana” yang sudah tersedia di seluruh digital streaming platform di Indonesia.
(*/ell; foto ist