Visualindonesia.com,-
“Pasinaon” merupakan film cerita pendek besutan Wahyu Nugroho, yang sekaligus bertindak sebagai penulis naskah.
Kisah “Pasinaon” diadaptasi dari novel berjudul sama yang terbit di tahun 2010, karya A.A. Yurisaldi.
Meskipun berupa film pendek, “Pasinaon” menghadirkan pemain film senior Ingrid Widjanarko untuk membantu menghidupkan ketegangan.
Selain Ingrid, A.A. Yurisaldi juga hadir sebagai narator dan Suhu Go Boen Bie, salah satu tokoh karismatik yang ada di dalam cerita.
Agak berbeda dengan novelnya, film “Pasinaon” dibuka dengan adegan Suhu Go Boen Bie sedang berolah fisik dengan gerakan-gerakan tangkas nan luwes, penuh kesabaran.
Sementara di dalam novel, kisah dimulai dengan ilustrasi keakraban hubungan keluarga Mas Ngabehi Akadikoen dengan Suhu Go Boen Bie.
Namun aegan-adegan berikutnya cukup linier antara film dengan novel, yaitu penggambaran Oma Spinoza sebagai tokoh sentral antagonis yang menjadi pemantik segala kegelapan dan masalah di kalangan tokoh-tokoh lainnya.
Oma Spinoza adalah dukun dengan spesialisasi ilmu hitam Gipsi berpadu dengan sihir kuno dari Yaman. Dengan segala upaya, nenek renta ini menggasak musuh-musuhnya serta musuh keluarganya menggunakan ‘ilmu kalakembar’ yang mematikan.
Hingga sampailah pada Sonny yang sedang putus asa, meminta bantuan Oma Spinoza. Sonny dibantu Oma, berhasil mencelakai Herman yang merupakan cucu menantu Mas Ngabehi Akadikoen. Herman adalah saingan Sonny di sekolah kedokteran.
Kepandaian Herman mengancam keberadaan Sonny di sekolah kedokteran tersebut. Untung Herman ditangani Eyang Marnu di saat yang tepat, sehingga kematian urung menghampirinya.
Namun, ‘ilmu hitam kalakembar’ berhasil memakan korban lain, dr. Van der Rulf, dosen tegas yang sering dianggap beberapa calon dokter sebagai penghalang kesempatan untuk lulus dari sekolah kedokteran dengan gemilang.
Bagaimanakah nasib Herman? Mampukah ia mengatasi Sonny yang dibantu Oma Spinoza menebar teror? Sampai kapankah ilmu kalakembar terus menyelusup di sekolah kedokteran? Adalah cara untuk menghentikannya? Jika ada, kapan dan siapa yang mampu melakukannya?
WARNA DAN LIGHTING
“Pasinaon” banyak dihiasi dengan warna-warna kalem dan dominan dengan cokelat. Warna cokelat identik dengan hal-hal alami dan stabilitas, seperti layaknya pohon tua yang kokoh. Ini semakin mempererat keterkaitan “Pasinaon” dengan budaya.
Film “Pasinaon” sangat terasa dalam memanfaatkan penggunaan lighting dalam menggambarkan suasana dan perasaan karakter. Terkadang setelah audiens disuguhi lighting terang dengan suasana indah, scene selanjutnya gelap dengan bayang-bayang kengerian.
Selain tata cahaya yang dimainkan secara optimal, satu hal yang cukup berkesan adalah setting film “Pasinaon” yang apik. “Pasinaon” mengambil lokasi di vila The Aromatic Garden Camp dan alam sekitarnya.
Interior dan eksterior yang pekat memadukan arsitektur Jawa, Bali, dan Eropa, serta keberadaan taman dan alam asri di sekelilingnya, membuat vila di kawasan Tenjolaya, Bogor ini lokasi syuting yang sangat memadai untuk adegan-adegan film Pasinaon. Sebagai catatan: di dalam novelnya, “Pasinaon” berlokasi di kediaman wedana Blimbing-Malang, rumah salah satu keluarga Belanda di Indonesia, Sekolah Kedokteran NIAS di Surabaya, rumah tokoh spiritual Tionghoa, serta sendang di kaki gunung tempat menempa ilmu kebatinan, dan masih banyak lagi.
TAK ADA GADING YANG TAK RETAK
Sayangnya judul yang digunakan adalah Pasinaon, tetapi film kurang mengeksplorasi makna dari kata “pasinaon” tersebut. Padahal pasinaon yang arti mudahnya adalah ‘pelajaran/ilmu’ ini bisa dikaitkan langsung ke kejadian-kejadian mistis yang sulit diungkap secara medis, seperti yang terjadi dalam film.
Pasinaon yang berarti ilmu juga bisa menjadi pengingat bagi kita untuk selalu rendah hati, karena ilmu hanya dapat diperoleh jika kita mau merendah dan selalu mengakui bahwa pengetahuan kita kurang.
Namun dapat dimaklumi, keterbatasan durasi memang menjadi kendala untuk dapat menjelaskan seluruh ide cerita. Yang jelas, meskipun tanpa elaborasi gamblang mengenai istilah pasinaon, film ini tetap enak dinikmati, serta memberikan pesan moral yang jelas. Sebentar lagi penikmat film dapat menyaksikan film “Pasinaon” ini tayang di Lokal Film.
(*; foto ist