Visualindonesia, Jakarta,-
Jejaring kerjasama dan pertukaran yang dilakukan oleh Minikino, kembali membuka jalan untuk film-film pendek Indonesia ke festival film pendek internasional di luar Indonesia. Film-film pendek Indonesia mulai melanglang buana sejak awal tahun 2022 sampai bulan Desember 2022 mendatang.
Di awal tahun 2022, sepuluh film pendek Indonesia diputar pada tanggal 9-13 Maret 2022 di Tampere Film Festival ke-52, Finlandia. Terpilihnya Indonesia selain Hungaria sebagai negara tamu tahun ini, merupakan hasil kolaborasi Jukka-Pekka Laakso sebagai direktur festival, dengan Minikino Film Week – Bali International Short Film Festival.
Secara khusus, film Jamal (2020) karya Muhammad Heri Fadli ditayangkan bersama empat film internasional terpilih lainnya pada Opening Screening 2022 tanggal 9 Maret 2022. Film Makasar is a City for Football Fans (2021) karya Khozy Rizal, bahkan terpilih masuk nominasi untuk berkompetisi pada International Competition.
Pada kesempatan yang sama, Edo Wulia sebagai direktur Minikino juga mendapat posisi resmi sebagai anggota juri International Competition 2022 Tampere Film Festival.
Melanjutkan kerja sama dengan Seoul Yeongdeungpo Extreme Short Image Film Festival (SeSIFF) Minikino mempertemukan Indonesia dan Korea Selatan lewat program “Let’s Draw Cinema” dilaksanakan secara paralel di Bali, Indonesia dan Seoul, Korea Selatan.
Di tahunnya yang ke-14 SeSIFF (https://www.sesiff.org/) menghadirkan kembali film Life of Death (dir. Jason Kiantoro & Bryan Arfiandy, 2018) dalam opening festival mereka di Korea pada tanggal 18-23 Oktober 2022 silam.
Film animasi pendek Life of Death menceritakan tentang keseharian malaikat pencabut nyawa, namun jauh dari kata menyeramkan. Film ini mendapat respons sangat baik. Peserta anak-anak di Korea banyak yang memilih film ini sebagai acuan gambar mereka.
Selain itu Minikino juga memberikan pengalaman menonton film pendek Indonesia untuk para pengunjung SeSIFF lewat S-Express Indonesia yang diprogram langsung oleh Fransiska Prihadi.
Dari Korea pindah ke belahan bumi yang lain, di Toronto, Kanada, program yang sama, S-Ekspress 2022 Indonesia juga ditayangkan dalam Toronto Reel Asian International Film Festival ke-26 (https://www.reelasian.com/) yang berlangsung pada 9-20 November 2022.
Di Toronto program S-Ekspress ditemani oleh Fransiska Prihadi sebagai Programmer, Khozy Rizal sebagai sutradara film Ride to Nowhere (2021), dan Muhammad Heri Fadli sutradara film Jamal yang berangkat juga ke Toronto dari Indonesia. Keberangkatan mereka bertiga dalam misi pertukaran budaya, didukung pembiayaan Kemendikbud Ristek, Dana Indonesiana dan LPDP.
Perjalanan mengantarkan program ini ke Reel Asian adalah upaya untuk membangun jaringan kerja berkelanjutan dalam skala internasional. Selain kembali memberi eksposure pada filmmaker Indonesia di kancah dunia.
Selanjutnya adalah Dogmilik Project, sebuah kolektif filmmaker Australia dan Indonesia yang berbasis di Melbourne, Australia mengajak Minikino untuk menghadirkan program film pendek eksperimental kontemporer dari Indonesia. Pemutaran program dalam tajuk “Stray Voltage Screening: Dogmilk x Minikino” ini digelar tanggal 17 November 2022.
Karya-karya yang dipilih bersama oleh Minikino dan Dogmilk Project, meskipun beragam dalam gaya, bentuk dan nada, tetap menawarkan konsep tematik dan artistik yang lugas. Setiap film, dengan caranya sendiri, mengeksplorasi dan mengaburkan ambang batas antara konsep biner konvensional, menambang tanah tak bertuan antara hidup dan mati, keadaan mimpi dan kehidupan nyata, spiritual dan jasmani, pengalaman dan intelektual.
Dalam program ini, The Lemony Snippets Of A Loopy Reverie (dir. Azalia Muchransyah, CATastrophe Productions) salah satu karya hasil Begadang Filmmaking Competition 2022 berhasil terpilih dalam kurasi skala internasional, melanjutkan perjalanan distribusinya.
Belum selesai sampai di sini, semangat kerja sama dan pertukaran kembali menghembuskan Minikino yang berbasis di Bali ke titik terjauh lokasi geografisnya, Kolombia. Salah satu festival film pendek terpenting dan terbesar di Amerika Latin, Bogotá Short Film Festival (BOGOSHORTS) yang diselenggarakan pada 6-13 Desember 2022 memberi fokus khusus kepada Indonesia melalui 8 film pendek Indonesia yang secara khusus dibawa Minikino tahun ini.
Film-film itu dikemas dalam 2 program: Let The Masculinities Burn (Indonesia Is The Light At The End Of The Tunnel) dan Family Implosion (The Light In Indonesia). Kedua program ini membingkai film fiksi pendek yang membahas isu-isu seperti maskulinitas, keluarga dan kematian, mempermasalahkan ide-ide yang mengakar tentang gender dan seksualitas ke isu-isu transendental seperti ritual dan hantu.
Kehadiran program ini diharapkan menjadi jendela dunia bagi penonton Kolombia untuk mengakses khazanah film pendek Indonesia yang berlawanan posisi secara geografis, tetapi hampir serupa dalam hal budaya. Misal dalam film Makasar is a City for Football Fans arahan Khozy Rizal yang masuk dalam program Let The Masculinities Burn, menunjukan Indonesia dan Kolombia juga sebagian besar negara Amerika Latin yang punya kedekatan kuat dengan sepak bola.
Machoisme dan hooliganisme yang melekat di dalam budayanya, dihantam dengan kegelisahan atas krisis identitas, pertanyaan tentang sexualitas serta isu perundungan di masyarakat.
“Melalui film pendek kita bisa belajar tentang panorama budaya, sosial dan politik negara lain. Dengan mengakui dan melihat kehidupan mereka, kita menjadi lebih dekat dengan diri kita sendiri. Dunia terasa lebih dekat, tidak hanya sekedar statistik, tetapi menjadi wajah yang bernama, dan kita tidak lagi merasa sendirian. Jarak antara Kolombia dan Indonesia telah diperpendek lewat pertukaran yang kami buat bersama dengan Bogoshorts dan, setelah banyak upaya, telah terwujud di tahun cahaya,” ungkap Fransiska Prihadi, direktur pemrograman dari Minikino Film Week, yang juga akan menjadi tamu spesial di Bogoshort yang di tahun ke-20 nya ini mengangkat tema cahaya. (*)