Visualindonesia, Jakarta,–
Permainan dengan membidik anak panah kecil pada satu titik, sekali lempar, lalu tertancap pada salah satu simbol pada dinding, merupakan cara membidik sasaran dengan tepat, dalam suatu permainan. Sehingga anak panah menancap pada satu jawaban pertanyaan yang tersimpan di pikiran.
Permainan tebak pertanyaan ini menjadi interaktif ketika pertanyaan menyediakan jawaban. Ketika anak panah tepat mengenai sasaran dan mendapatkan jawaban pertanyaan maka subyek tinggal membuka kertas yang ada di baliknya. Jawaban pertanyaan, yang tersimpan tertera pada tulisan tersebut.
Sri Hardana membuat karya seni instalasi ini dengan ukuran super besar, mengambil judul “Game For You” ukuran karya 2m x 8m, instalasi di atas panel, mendasarkan konsepnya pada primbon Jawa yang dikembangkan sedemikian rupa menjadi alat permainan yang interaktif dapat dinikmati berbagai usia serta memperlihatkan pleasure, bahwa seni tidak harus berpikir keras untuk mengetahui makna seni itu sendiri.
Karya itu mempunyai rentang 8 meter, terdiri dari 3 panel. Panel pertama berupa pertanyaan-pertanyaan yang tersusun rapi dari atas ke bawah tentang seputar permasalahan hidup. Pada panel 1 terdiri dari berbagai pertanyaan seputar kehidupan, pengguna dapat memilih pertanyaan tentang kehidupan dan permasalahannya.
Pada panel 2 tempat dilangsungkannya pemilihan kode, panel ini terdapat bentuk-bentuk geometri: lingkaran, setengah lingkaran, kotak, segitiga dan segi panjang. Pengguna memanah bidang geometris tersebut. jika kena salah satu bidang maka itulah jawaban dari pertanyaan dari panel 1, sedangkan untuk mencari jawaban sepenuhnya dengan kata-kata pengguna harus mencari jawaban dengan memadu padankan bentuk geometri pada panel 2 dengan panel 3 dalam bentuk kotak panel 3 akan ada kata-kata jawaban dari hasil lempar anak panah tadi.
Itulah salah satu karya yang unik pada pameran seni rupa “Kalatanda” yang bertempat di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta. Pameran akan digelar pada tanggal 12 Oktober – 23 Oktober 2022.
Peserta pameran dengan karya-karyanya sebagai berikut: Eko Banding Hartoko, Revoluta Syahri, Sari Koeswoyo dan Setiyoko Hadi, Sri Hardana, Krisna Eta dan Inanike Agusta, mencoba menuangkan tanda dalam karya mereka yang mendasarkan pada karya yang berasal dari intuisi seniman, mempunyai tempat di ruang pameran dengan gaya yang mereka ciptakan.
Pameran ini berusaha merangsang interaksi dengan publik dalam mengolah psikologis untuk melakukan relaksasi. Masuk pada sadar perhatian, bahwa apa yang tersaji mempunyai pengertian mendasar tentang bagaimana mengolah material yang biasa-biasa saja, menjadi karya seni yang menarik serta dapat menjadi pembelajaran obyektif tentang filosofi hidup.
“Karya saya dalam pameran kali ini merupakan dinamika hidup modern dengan permasalahannya. Setiap masalah membutuhkan jawaban untuk menyelesaikan apa yang telah terjadi dari permasalahan tersebut. Hal ini mendasari karya yang saya buat untuk memberi pandangan baru bahwa modernisasi juga membutuhkan jawaban-jawaban dalam kesehariannya,” ungkap Sri Hardana dalam kesempatan pembukaan pameran.
Tanda yang dipakai dalam pameran ini merupakan eksperimen seniman yang menjadi peserta. Secara tesis hal ini merupakan praduga yang harus dicermati sebagai tanda awal terhadap perkembangan pemikiran yang mereka munculkan dalam karya seni yang mereka kerjakan dalam bentuk-bentuk artistik yang mendalam dan lebih luas adalah efek dari pemaknaan. (*)