Visualindonesia, Jakarta,-
Film layar lebar berjudul ‘Trah 7’ menurut jadwal akan tayang serentak di bioskop pada 13 Januari 2022 setelah sempat tertunda selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Produser Eksekutif film ‘Trah 7’ Diana Limbong mengatakan sempat merasa khawatir dengan keadaan yang membuat film ‘Trah 7’ belum mendapat kepastian kapan akan tayang di bioskop.
“Ini penantian yang cukup lama dan panjang, sempat pesimis apakah film ini bisa tayang atau tidak karena pandemi Covid-19 masih ada,” kata Diana Limbong saat peluncuran poster film ‘Trah 7’ di Guntur Auto Shisha and Sport, Jum’at (24/12).
Diana mengatakan, ‘Trah 7’ bukan mutlak film horor. Genrenya juga masuk misteri, thriller dan drama. Yaa, horor itu kan cuma treatment aja. Film ‘Trah 7’ juga mengangkat tentang local wisdom,” jelas Diana.
Terkait poster ‘Trah 7’ yang tidak menampilkan sosok atau wajah pemainnya, Diana mengungkapkan, ia mencoba mengusung bentuk visual poster yang kreatif dan berkesan mahal. Poster ‘Trah 7’ dibuat dengan pendekatan ‘gaya’ film drama, misteri, horror, dan thriller.
“Saya ingin membuat poster yang diluar dari kebiasaan poster-poster film horor Indonesia. Di mana banyak dari poster itu menggunakan wajah pemain atau adegan dari film itu sendiri, yang ditaruh di grafis poster untuk menggambarkan betapa intense cerita didalam film tersebut,” jelas Diana Limbong.
Diana menambahkan, tipografi pada pembuatan poster ‘Trah 7’ juga menjadi pertimbangan paling terdepan untuk memberikan makna visual serta menyampaikan dan memberikan kesan indah seni gambar, tulisan dan warna.
Menurut Diana, film ‘Trah 7’ produksi DLK Production ini akan disukai karena memiliki kekuatan cerita yang sangat menarik. Karena itu ia pun berharap akan memperoleh kuato layar lebih banyak untuk penayangan ‘Trah 7’.
“Penonton pasti suka itu, ini bukan sekedar cerita tentang iblis, tetapi ada nilai edukasinya. Menariknya, seperti apa kehadiran karakter iblis di film ini, akan terjawab di akhir cerita,” tutur Diana.
Film ‘Trah 7’ dibintangi oleh Kevin Torsten, Cantiq Schagerl, Gery Iskak, Kumala Ratih dan Surya Kusuma.
(dra; foto ist