Visualindonesia, Jakarta,-
Galeri Nasional Indonesia (GNI) menambah kuota kunjungan Pameran Tetap Koleksi GNI. Kini setelah PPKM level 1 di wilayah DKI Jakarta, kuota kunjungan pameran menjadi 70 orang per sesi dari sebelumnya yang hanya menyediakan kuota 50 orang per sesi kunjungan.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengatakan, penambahan kuota kunjungan ini tentunya tetap diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan yang sesuai dengan prosedur.
“Tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengunjung sehingga tidak menimbulkan kerumuman baik di area tunggu maupun di area ruang pameran,” ujar Pustanto.
Prosedur dan tata tertib kunjungan dipublikasikan di laman dan media sosial GNI agar calon pengunjung dapat mengakses dengan lebih mudah. Registrasi secara online paling lambat 24 jam sebelum jam kunjungan melalui laman https://galnas-id.com.
Selama berada di dalam ruang pamer, pengunjung diharuskan tetap menjaga protokol kesehatan, menghindari kontak fisik dengan orang dan benda, selalu menjaga jarak dengan pengunjung lain, tidak diperkenankan membawa makanan/minuman dan stroller.
Prosedur kunjungan tersebut berlaku untuk kunjungan ke seluruh pameran, baik pameran tetap maupun pameran temporer. Untuk sesi kunjungan dibagi menjadi enam sesi:
Setiap hari (kecuali Jumat)
Sesi 1: 09.00 – 09.55
Sesi 2: 10.00 – 10.55
Sesi 3: 11.00 – 11.55
Sesi 4: 12.30 – 13.25
Sesi 5: 13.30 – 14.25
Sesi 6: 14.30 – 15.25
Jumat
Sesi 1: 09.00 – 09.55
Sesi 2: 10.00 – 10.55
Sesi 3: 11.00 – 11.45
Sesi 4: 13.00 – 13.55
Sesi 5: 14.00 – 14.55
Sesi 6: 15.00 – 15.55
Pameran Tetap Koleksi GNI di Gedung B lantai 2, buka pada hari Selasa-Minggu. Pameran ini menampilkan 201 karya seni rupa modern dan kontemporer koleksi GNI/koleksi negara mulai era 1800-an hingga era masa kini.
Sejumlah perupa kenamaan Indonesia hingga mancanegara mengisi ruang pameran tetap ini, sebut saja seperti Raden Saleh, Wakidi, S. Sudjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Agus Djaja, Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono, Widayat, Djoko Pekik, Eddie Hara, Heri Dono, Jim Supangkat, Dede Eri Supria, Krisna Murti, Anusapati, Mella Jaarsma, Victor Vasarely, Wassily Kandinsky, Hans Arp, Zao Wou-Ki, Hans Hartung, Sonia Delaunay, dan sebagainya.
Pameran Tetap Koleksi GNI dikurasi oleh Bayu Genia Krishbie dan Teguh Margono (Kurator GNI) melalui tiga pendekatan kuratorial. Pertama, ‘MONUMEN INGATAN’ yang menampilkan karya-karya koleksi GNI yang dikontekstualisasikan dalam perkembangan sejarah nasional.
Kedua, ‘PARIS 1959 JAKARTA 1995’ menampilkan karya-karya koleksi internasional GNI yang utamanya bersumber dari dua peristiwa penting yaitu hibah seniman-seniman dunia yang berbasis di Paris pada tahun 1959 melalui Atase Kebudayaan dan Pers Bapak Ilen Surianegara, serta hibah dari seniman peserta Pameran Gerakan Non-Blok tahun 1995 di Jakarta.
Selanjutnya ‘KODE /D’, merupakan pameran tematik yang secara berkala memamerkan sejumlah koleksi dari 20 Tahun Akuisisi Karya Seni Rupa oleh GNI dalam rentang tahun 1999-2019.
(*/drel; foto gni/destian