Visualindonesia, Jakarta,–
Di Indonesia, Atmos telah memiliki penggemar tersendiri. Koleksi-koleksi teranyar dari toko retail sneakers dan streetwear ternama asal Jepang yang berbasis di Tokyo ini selalu ditunggu Sneakerhead.
Kali ini Atmos berkolaborasi dengan seniman lokal asal Yogyakarta, Uji Handoko Eko Saputro atau yang lebih dikenal dengan nama Hahan untuk mempertahankan dan memperkuat Sneaker Culture Indonesia.
President Director Atmos Indonesia, Marcel Lukman mengatakan Atmos selalu berupaya untuk memberikan sumbangsih dalam mengembangkan sneaker culture dan street culture di Indonesia.
“Komitmen Atmos adalah mengembangkan sneaker culture dan lifestyle brands, yang juga selalu berusaha mendukung brand-brand pelaku industri kreatif Indonesia. Kami tidak hanya bekerja sama dengan berbagai brand dan retail yang sudah ada, tetapi juga dengan seniman local, kali ini Atmos berkolaborasi dengan Hahan,” kata Marcel.
Hahan adalah seniman asal Yogyakarta, yang dikenal mampu menyampaikan pesan sosial dengan cara yang ringan, seolah memberikan hiburan.
Menanggapi soal kolaborasi dengan Atmos, Hahan mengatakan, Atmos cukup penting di movement sneaker dan street culture, dua elemen penting dalam membangun selera dan bahasa visual yang ia kerjakan selama ini.
“Saya merasa ada kesamaan semangat dan kultur dari Atmos dengan karakter visual dari karya saya, sehingga kolaborasi ini menjadi semacam tribute bagi budaya yang telah berpengaruh bagi praktik artistik saya,” kata Hahan.
Namun, imbuh Hahan, meskipun karya ini sudah tercipta sejak tahun 2018, ia harus menyesuaikan kembali cara display dan juga komposisi karyanya, agar sesuai dengan konteks ruang di mana karya ini dipamerkan.
Sementara itu Marcel menjelaskan, Atmos yang baru saja membuka gerai lagi di lantai 2, Plaza Senayan, bukan hanya sebagai toko offline, lewat atmos.co.id masyarakat di seluruh Indonesia bisa menjangkau Atmos.
“Kami memberikan experience yang kami sebut sebagai O2O (online to offline). Maka tujuan kami membuka toko di Plaza Senayan sesudah Plaza Indonesia, adalah untuk membuat sneaker culture experience dalam sebuah kesinambungan online dan offline,” jelad Marcel.
Marcel menambahkan, walaupun atmos adalah international brand, tapi kami mencintai dan amat mendukung brand-brand serta pelaku industri kreatif Indonesia. Kami selalu berusaha untuk memasukan elemen dan unsur-unsur Indonesia dalam desain dan aktivitas yang kami buat.
Selama ini para pencinta sneakers dan streetwear mengenal Atmos lewat berbagai kolaborasi unik karya Hirofumi Kojima atau yang lebih dikenal dengan nama Koji, sebagai creative director Atmos. Bekerja sama dengan beberapa brand ternama, seperti Nike, Adidas, Reebok, Puma, dan Asics Tiger. Karya Koji tercatat sangat beragam.
Saat ini brand-brand yang ada di Atmos Indonesia antara lain, limited edition dari Nike, Adidas, Puma, Asics, Vans, serta brand-brand lainnya. Setelah sukses membuka toko pertama di Plaza Indonesia, Atmos membuka gerai kedua di Plaza Senayan.
Sehubungan dengan peningkatan permintaan sepatu dan apparel performance, Atmos Plaza Senayan akan lebih banyak menyediakan produk special dari brand-brand (On Running, Solomon, Hoka, Nike ACG, Adidas) untuk memenuhi kebutuhan ini.
Atmos Plaza Senayan yang dibuka tepat di tanggal 19 Agustus 2021 lalu, menghadirkan konsep desain Infinite Glass stock room, dengan ditambahkan unsur Indonesia dan Jepang, seperti penggunaan material lokal (natural Rattan) dan elemen bonsai garden. Selain itu adanya art instalation dari Uji Hahan diharapkan dapat menunjang akselerasi sneaker culture menjadi lebih unik dan menarik.
Instalasi karya seni Hahan di store Atmos ini, terdiri dari dua karya. Pertama, ring basket berjudul Only Shooting Blue Chip Artist dan lapangan dan bola basket yang berjudul Theorem #1-15. Keduanya merupakan bagian dari pameran tunggal Uji Hahan di tahun 2018, Wall Street Gymnastics.
“Selain desain toko yang unik, setiap kali membuka store terbaru, Atmos selalu memberikan banyak hadiah, dan nggak perlu khawatir saat berbelanja di Atmos saat pandemi, karena kami melakukan prokes yang cukup ketat,” pungkas Marcel.
(vie; foto ist