Visualindonesia, Jakarta,-
Untuk mendorong para pelaku kreatif agar terus berkarya di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi sumber daya manusia kreatif di bidang musik latar (scoring movie) agar dapat menghasilkan karya musik dan film yang lebih berdaya saing.
“Kami terus mendorong para pelaku kreatif di tengah pandemi Covid-19, untuk tetap kreatif berkarya. Karena jika kita memiliki kreativitas dan inovasi, kita tidak akan pernah habis untuk bisa tetap berkarya,” ujar Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Wisnu Bawa Tarunajaya saat pembukaan pelatihan daring “Simfoni” (Suara Sinema Film Scoring Anak negeri), Senin (12/10/2020)
Wisnu menjelaskan, pelatihan Simfoni berlangsung sejak 10 September 2020 dan berakhir pada 11 Oktober 2020.
Pelatihan Simfoni yang diikuti 100 peserta dari subsektor film tersebut didampingi narasumber profesional di bidangnya, antara lain Tya Subiakto (Komposer dan Penata musik film), Agyl Shahriar (Sinematografer), Kenny Febrian (Komposer dan Pianis), Alvin Witarsa (Musisi Komposer dan Orkestra), Omar Aryarindra (Komposer dan Produser Musik), dan Philipus Yudistiro (Komposer dan Produser Musik).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengambangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muh. Ricky Fauziyani menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang seluk-beluk musik film, dan bisa langsung mempraktikkan cara menata musik dalam film.
“Para peserta diberikan materi tentang pengenalan musik film, pengetahuan digital audio workstation, komposisi musik, orkestrasi, produksi musik film, dan produksi film,” ujarnya.
Ricky menjelaskan musik termasuk dalam subsektor prioritas. Bahkan pada rantai ekosistem, musik tidak berdiri sendiri sebagai subsektor utama melainkan sangat dibutuhkan dan memiliki keterkaitan dengan subsektor lain, salah satunya subsektor film.
“Bayangkan saja, film tanpa musik, yang terjadi pesan dramatikal pada adegan film tersebut tidak sampai kepada penonton, dan film akan terasa hambar,” katanya.
Sementara itu, Tya Subiakto menjelaskan, pihaknya berbagi ilmu kepada calon-calon penata musik film dan memberikan beberapa materi.
“Ini akan menjadi hal yang paling indah dan menyenangkan untuk para calon penata musik film di Indonesia. Peserta juga bisa menghubungi narasumber secara langsung untuk memperoleh penjelasan yang lebih akurat,” ujar Tya.
(drel; foto ist.