Visualindonesia, Jakarta,-
Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar Festival Film Indonesia (FFI) 2020. Berbeda dari penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya, FFI kali ini diselenggarakan secara daring dan dengan inovasi baru pada rangkaian acara.
Peluncuran ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman Indonesia ini berlangsung pada Minggu, 14 Juni 2020, dengan mengusung tema “Satu Hari Satu Hal Baik Film Indonesia”. Selain sebagai ajang silaturahmi akbar virtual pekerja seni, budaya, dan kreasi, peluncuran FFI 2020 juga menjadi momentum dimulainya gerakan #SatuHariSatuHalBaikFilmIndonesia.
“Pandemi telah mengajarkan kita untuk tetap bergerak dan berdaya, melihat segala peluang dengan memadukan kreativitas dan menyebarkannya lewat teknologi,” demikian harapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, kepada para sineas, pelaku industri, serta penggiat komunitas film tanah air, yang disampaikan pada konferensi pers daring terkait FFI 2020 di Jakarta, Selasa (16/06/2020).
Pelaksanaan FFI 2020 sebagai wadah untuk terus semangat berkarya diharapkan juga bisa menjadi medium pemajuan kebudayaan.
Menurut Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, bahwa Film Indonesia telah menjadi bagian dari hidup masyarakat. Selama 2019 misalnya, terdaftar ada 158 film cerita panjang berkualitas. Jumlah tersebut belum termasuk film pendek, dokumenter, animasi, dan film eksperimental lainnya.
“Film Indonesia sudah menjadi bagian dari hidup kita dan menjadi sumber inspirasi, terutama dalam menghadapi situasi sulit. Perannya sangat penting dalam menjaga kita agar tetap optimis dan bahagia.
Dengan gotong royong kreativitas, perfilman Indonesia pasti bisa melalui masa sulit ini dan bangkit menjadi lebih maju lagi.” Demikian Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim.
Senada dengan harapan Mendikbud, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa sangat penting tetap mengadakan FFI walaupun di situasi pandemi Covid–19, karena justru pada saat seperti ini, FFI sebagai tanda kehadiran.
Meskipun seperti tahun-tahun sebelumnya, demikian Hilmar Farid, agenda FFI adalah penjurian, malam nominasi, malam penganugerahan, dan pemutaran film, tetapi FFI 2020 lebih dari itu.
“Sebagai tanda kehadiran. Dalam sebuah pertempuran, di perang kan ada pasukan dan ada yang membawa bendera. Nah FFI ini saya ibaratkan sebagai pembawa bendera, yang memang tidak bisa memukul musuh, tetapi secara simbolik pembawa bendera adalah penjaga moral seluruh pasukan. Kalau bendera ini jatuh, maka moral seluruh pasukan itu akan ikut ambruk. Dalam analogi ini FFI itu benderanya, sedangkan pasukannya adalah seluruh pekerja film, insan perfilman, dan mereka yang terlibat dalam dunia perfilman selama ini. Jadi buat kementerian ingin terus mengibarkan bendera itu. FFI saat sekarang ini perannya justru sangat besar,” demikian Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.
Lebih dari itu disampaikan oleh Hilmar Farid, karena FFI adalah acaranya orang film, maka kementerian support di latarbelakang. Memastikan organisasinya berjalan dengan baik, dan yang sifatnya teknikel terpenuhi.
“Seperti yang disampaikan Mas Menteri dalam sambutannya tadi, FFI untuk guidant, untuk melihat film dalam konteks yang lebih luas, untuk memajukan kebudayaan kita,” demikian Hilmar Farid, menambahkan.
(hs; foto mm/ist