Visualindonesia, Jakarta,-
Wirdha Sylvana, putri kedua Ratu Dangdut Elvy Sukaesih menggelar syukuran Milad-nya yang ke-40 bersama puluhan anak yatim dan melepas 4.000 ekor burung. Tradisi melepas burung yang dilakukan keluarganya ini sebagai ganti ‘ritual’ tiup lilin saat ulang tahun.
“Sudah jadi tradisi keluarga. Kita menghilangkan kebiasaan tiup lilin kalau ulang tahun. Kita ganti dengan lepas burung,” ungkap istri pengacara yang akrab disapa Didha ini.
Acara syukuran yang digelar di Rumah Makan Ma Kita, Kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/7) sore itu berlangsung sederhana. Menjelang maghrib, Wirdha yang didampingi Zecky Alatas, suaminya dan dua putranya melepas sekitar 4.000 burung emprit.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dan pemberian santunan kepada puluhan anak yatim dari beberapa panti asuhan di sekitar lokasi.
Wirdha meyakini ‘ritual’ keluarga ini memiliki beragam makna, salah satunya sedekah kepada burung yang dilepas dan berbagi rejeki kepada penjual burungnya. “Kiasannya burung, mudah-mudahan setiap problem, kesulitan dan penyakit yang ada di saya dan keluarga kami Insya Allah terbang dibawa burung,” harapnya.
Menurut Wirdha, ada juga yang berkelakar, alasannya melepas 4.000 burung karena ingin buang sial, karena saat ini dirinya seperti orang jatuh kemudian tertimpa tangga. Ada empat kerabatnya dibui lantaran narkoba, kemudian dirinya dikucilkan dari keluarga besar Elvy Sukaesih.
“Buang sial, engga juga sih. Dalam kehidupan itu tidak selalu mulus, pasti ada dinamikanya. Ujian selalu ada. Kalau dibilang buang sial sih nggak. Bukan begitu. Cuma saya punya niat, mudah-mudahan penyakit-penyakit yang ada disekeliling saya, yang diderita oleh kerabat-kerabat dekat saya diangkat pengakitnya. Apa yang menghambat mudah-mudahan dibuka setelah ini,” harapnya.
Kebiasaan pasangan Wirdha dan Zecky melepas ribuan burung ini diakui Minah, penjual burung emprit di Pasar Gembrong, Prumpung, Jakarta Timur. Minah menjual 4.000 burung emprit seharga Rp1500 perekor dan dibawa dengan mobil pick up menggunakan 8 kandang besar.
“Bapak Zecky sudah sering beli burung sama saya. Mudah-mudahan rejekinya bertambah dan tetap menjadi langganan saya,” ujar pengepul burung emprit yang biasa mendapat kiriman burung kecil itu dari luar Jakarta.
Sementara itu, Zecky yang sudah biasa memelihara burung itu mengaku kasihan melihat burung-burung emprit diwarnai dengan pewarna tekstil, kemudian dijual kepada anak-anak yang belum mengerti cara merawat burung.
“Dari pada burung-burung itu tersiksa dijadikan mainan oleh anak-anak, lebih baik saya borong dan saya lepas. Itu saya lakukan jika kebetulan ada rejeki lebih saja,” ungkap Ketua Umum Brigade 08, ormas yang aktif dalam beragam kegiatan sosial ini.
(ayen; foto mm