Visual Indonesia, Jakarta,-
Setelah 33 tahun tidak bekerja dalam proyek yang sama, Rano Karno dan Lydia Kandou kembali di persatukan dalam sebuah film yang berjudul “Suami Untuk Mak”, Film yang bergenre drama komedi ini diproduksi oleh CMI Pictures.
Film yang bisa menjadi obat penawar kerinduan bagi penggemar Rano Karno dan Lydia Kandou ini memang tak diragukan kembali akan menjalin chemistry yang apik, terbukti keberhasilan film Roman Picisan di tahun 1980 sudah membuktikan kepiawaian mereka dalam berakting, romantisme keduanya berhasil membangun emosi penonton.
“Luar biasa seneng, berperan kembali dengan Rano Karno, kembali menjalin chemistry dengan Rano, dan semoga para penonton terhibur” ungkap Lydia Kandou.
Film yang berangkat dari ide Mak Vera seorang manager artis yang telah melahirkan artis-artis ternama seperti Alm. Olga Syahputra. Mak Vera bersama Yosua Rocky sang Sutradara berhasil meramu cerita yang konstektual dan segar.
“Film ini tentang perjuangan seorang ibu terhadap anak-anaknya, pesan mak jangan pernah melawan orang tua walaupun kalian sudah menjadi orang besar” Kata Mak Vera.
Film yang mengisahkan tentang seorang ibu yang dipanggil mak, diperankan oleh Lidya Kandou, yang telah menikah 5 kali dengan 5 orang suami yang berbeda etnis dan suku, mulai dari etnis Tionghoa, Jawa, Sunda, Betawi dan bahkan suku Bajo jadi anak-anak yang sudah memiliki ciri sesuai etnis dan suku ayah mereka, Sayangnya, setiap kali menikah, sang ibu harus menelan pil pahit karena suaminya meninggal. Akibatnya, si ibu jadi over protektif kepada anak-anaknya.
Anak pertama lahir dari ayah yang berasal dari suku Bajo disebut Gilbert (diperankan Raim Laode), memiliki ciri berambut keriting, berkulit gelap, bertubuh ceking. Walau Gilbert anak pertama, ia kerap menjadi bulan-bulanan adiknya karena sikapnya yang pasrah dan perasaan pemimpi. Anak kedua lahir dari ayah keturunan Tionghoa, biasa dipanggil Kokoh (diperankan oleh Edric Tjandra), memiliki ciri berambut lurus, berkulit putih seperti pualam, dan bermata sipit. Koko ahli berdagang dan sangat tegas sehingga ditakuti kakak maupun adiknya.
Anak Ketiga bernama Adul, diperankan oleh Cemen, memiliki ayah yang berasal dari suku Sunda, memiliki ciri bertubuh ceking, berambut ikal, bermata belo dan memiliki gaya bicara yang blak-blakan. Adul bersifat jahil, dan suka mengerjai kakak pertama dan adik-adiknya. Anak keempat memiliki ayah yang berasal dari suku Jawa, karena mak mengira ia takkan menikah dan melahirkan, anak keempat dianggapnya anak terakhir sehingga dinamakan Bontot (diperankan oleh Taufiq Saini), memiliki ciri bertubuh tinggi kurus, memakai kacamata karena kesukaannya membaca, bersifat pemalu, dan seringkali gagap ketika merasa malu atau takut.
Anak kelima bernama Billy (diperankan oleh Billy Syahputra) memiliki ayah dari suku betawi, memiliki ciri berambut lurus, badan berisi dan mata yang belo. Billy memiliki silat iseng, jahil, serta lebih nekad dibanding saudara-saudara lainnya.
Kelima anak yang saat ini telah berkembang besar menjadi gerah dengan sifat over protektif sang ibu, sehingga mereka memutuskan mencari suami untuk ibu mereka yang biasa mereka panggil mak, dengan harapan jika sang ibu memiliki suami maka mak memiliki pendamping dan perhatian mak sebagian besar akan tersita untuk mengurus suami barunya.
Film yang menawarkan warna baru pada kata Nasionalisme, toleransi dan bekerja sama ini juga mengingatkan kita bahwa perbedaan antara manusia, baik itu suku, agama, etnis, status sosial, bahkan rupa, merupakan hal yang wajar.
Film yang juga diramaikan oleh Billy Syaputra, Edric Tjandra, Taufiq Saini, Asha Syara, Cut Memey, Chika Waode, Ari Wibowo, Naomi Papilaya, serta para komika yaitu Cemen, Raim Laode, dan Arafah akan segera tayang di bioskop mulai tanggal 20 September 2017.
(tom; foto tm