Visual Indonesia, Jakarta,-
Dalam menjalani kehidupan tak cukup dengan niat baik semata, tapi juga harus dilengkapi dengan upaya yang baik seperti salah satunya memberlakukan mereka tanpa membedakan dengan keterbatasan yang ada pada fisiknya. Khususnya bagi anak anak penyandang disabilitas, autis dan down syndrome sekalipun.
Demikian diungkapkan Ria Rasyim dari Komunitas Cahaya Anak Bangsa (CAB) saat gelaran “Berbagi Keceriaan Dengan Penyandang Disabilitas, Autis dan Syndrome”, di Jl. Bangka Raya, Jakarta Selatan (21/5/2017).
Diharapkan keberadaan para penyandang Disabilitas, Autis dan Syndrome tak lagi dinomorduakan oleh masyarakat, meski mereka jarang sekali berinteraksi secara sosial, lanjut perempuan yang akrab disapa Kak Ria itu.
Dan Cahaya Anak Bangsa berperan aktif untuk mengajak mereka keluar bersosialisasi dan berinteraksi sebagai anak-anak pada umumnya. Seperti aktivitas sahabatnya, Nana Diana, salah satu pengajar anak anak autis, yang kerap mengajak mereka melihat dunia luar.
Seperti diketahui mereka malah kerap disembunyikan oleh orang tuanya. Padahal tidak sedikit para penyandang disabilitas, autis dan down syndrome yang memiliki kemampuan setara atau bahkan diatas rata-rata orang normal dalam suatu bidang kejuruan.
Namun, stigma negatif, yang menyebutkan para penyandang disabilitas, autis dan down syndrome memiliki keterbatasan kemampuan, masih mengerucutkan pola pikir masyarakat terhadap mereka sebagai masyarakat kelas dua. Hal ini yang harus diubah, mulai dari pemerintah hingga masyarakat harus memberikan kesempatan kepada mereka, untuk dapat mengakses layanan umum seperti transportasi, kesehatan maupun pendidikan yang harus didapatkan, tutup Ria Rasyim, yang juga seorang pengacara ini.
(mm; foto borr