Visual Indonesia, Jakarta,-
Penonton film sebagai ‘ceruk pasar’ industri perfilman perlu untuk di-create melalui film-film yang tidak saja bagus secara kualitas penggarapannya namun juga mampu membaca selera penontonnya. Inilah tantangan bagi geliatnya film nasional yang berhasil meraup untung puluhan miliar dari jutaan penonton yang datang ke bioskop.
Hanya saja ketika Daftar Negatif Investasi di bidan film telah dibuka, dunia perbankan nampaknta masih enggan melirik atau melihat bisnis hiburan ini layak untuk dibiayai seperti UKM dan lainnya. Apakah disebabkan mereka masih beranggapan film bukan bisnis yang feasible, atau potensi ruginya lebih besar dari pada untung.
Namun seiring waktu, Produser Ody Mulya Hidayat melihat bank kini sudah mulai melirik dunia perfilman, meski belum banyak bank untuk mau mendukung dunia perfilman dari segi pembiayaan, ujarnya saat menerima Panitia Hari Film Nasional 2017 – Forwan (Forum Wartawan Hiburan) di kantor Max Pictures Jl. Riau, Jakarta Pusat.
Lantas apa saja yang bisa ditawarkan film bagi dunia perbankan?
Lebih lanjut, Ody menerangkan, bahwa film bisa diukur nilai dan investasinya. Mulai dari bahan untuk produksi film seperti dari buku bestseller yang banyak penggemar bukunya sehingga bisa mendatangkan banyak penonton. Atau kemudian bisa dari para pemain top didalamnya yang bisa menjadi jaminan. Setelah itu, sang sutradara dan atau lokasi shootingnya yang bagus tentu semakain menambah jaminan sebuah film laris di tonton.
Sebagai awalan dibutuhkan sinergitas dari masing pihak, tidak hanya bank yang harus berkomitmen, pelaku perfilman pun juga harus dibimbing agar paham mengenai skema pemberian kredit maupun pembayaran kredit lewat perbankan. Ody menilai saat ini perbankan sudah saatnya menjangkau dunia perfilman yang punya prospek baik.
Menurut Ody, selama ini film tidak mau masuk perbankan karena informasi yang tidak jelas tentang film yang visible maupun marketable. Dengan bank sudah mulai melirik sektor ekonomi kreatif, termasuk dunia perfilman. Secara langsung maupun tidak langsung dapat memaksa industri film memperbaiki kualitas serta profesionalitasnya.
Ody Mulya Hidayat dikenal sebagai produser bertangan dingin untuk membidani sebuah karya film yang baik dan box office seperti ‘Assalamualaikum Beijing’, ‘99 Cahaya di Langit Eropa’, ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’, dan ‘Sabtu Bersama Bapak’.
(mul/tjo; foto ist