Visual Indonesia, Jakarta,-
Sesendok kopi Rajabica di tuang dalam gelas, lalu diseduh air panas mendidih, lalu segera tutup dengan cawan pada gelasnya. Diamkan sejenak, lalu buka cawan gelasnya … hirup aromanya … rasakan pahit… asam … legit … dan sedikit manisnya … ughhh asiknya … nyeruput Kopi ‘Tubruk’ Warung Tinggi.
Bicara Ngopi, bicara soal selera. Cuma di Kopi Warung Tinggi kualitas kopi pilihan ada disini. Lantaran kualitaslah Kopi Warung Tinggi sudah dikenal di mancanegara. Maka tak heran kopi dari tempat ini pun menjadi referensi utama Istana Negara.
Kopi Warung Tinggi yang sudah memasuki generasi kelima, merupakan kedai kopi tertua di Indonesia. Bisnis ini telah ada sejak 1878, mulai dari Tek Soen Ho, Liauw Tek Soen, Liauw Thian Djie, Liauw Hiong Yan alias Rudy Widjaja dan kini oleh Angelica Widjaya, puterinya.
Sampai sekarang, lokasi Warung Tinggi masih dipertahankan (Jalan Tangki Sekolah no 26, kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat). Hanya saja, cuman untuk tempat nge-blend kopi yang kemudian dijual sesuai kebutuhan pembeli, baik dalam bentuk biji mau pun bubuk. Tapi kalau cuma untuk ‘nyeruput kopi tubruk’ Warung Tinggi barang secangkir doang mahh … bisa.
Di Kopi Warung Tinggi nggak cuma disuguhkan soal ragam kopi berkualitasnya saja, tapi kita juga musti paham ragam kopi nusantara. Bayangkan saja, meski tempatnya kecil, toh Rudy Widjaya telah mengkoleksi hampir 200an kopi terbaik di Indonesia. Bahkan Rudy pun tengah menuntaskan racikan jitunya untuk Kopi Jahe dan Kopi Wijen.
Setelah lama hanya menjual satu jenis kopi, Warung Tinggi mulai berkembang dan di tahun 1938 mulai menambah jenis kopi lainnya yang diracik sendiri oleh Liauw Thian Djie, generasi ketiga pemiliki warung ini. Kopi pertama yang diracik adalah Kopi Luwak (Asli dan bukan ternakan, red). Kemudian bertambah jenis racikan kopi, Rajabika, Arabica Spesial, Arabica Super dan Robusta.
Dan di tahun 1978, Liauw Hiong Yan atau Rudy Widjaja, menambah beberapa jenis racikan kopi Warung Tinggi, yakni Kopi Jantan, Kopi Betina dan Kopi Excellent, termasuk yang segera akan diproduksi Kopi Jahe dan Kopi Wijen.
Sejak 1998 hingga saat ini, Warung Tinggi dikelola oleh generasi kelima, yaitu Angelica Widjaja. Dari tangan dinginnya, Kopi Warung Tinggi kian dikenal, dan mampu menembus pasar seperti supermarket, hotel dan perkantoran. Selain di ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat, bahkan hingga menembus Istana Negara.
Mau nyeruput racikan Kopi Warung Tinggi, sambil menikmati heritage kedai kopi di Batavia yang melegenda itu? Yaa … cuman ada di Jalan Tangki Sekolah no. 26, kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
Bagi pecinta kopi, tempat ini menjual kopi berkualitas baik (kacang dan bubuk) bahkan Kopi Luwak. Kopi murni 100% dengan resep lebih 100 tahun. Datang dan nikmati!
(tjo; foto muller