Jakarta,-
Pameran 17I71: Goresan Juang Kemerdekaan Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia, mendapatkan apresiasi tinggi masyarakat sepanjang tahun 2016 ini dengan total 35.163 pengunjung.
Demikian dikemukakan Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana, saat melaporkan Kaleidoskop Aktifitas Galeri Nasional Indonesia Tahun 2016 serta Menyongsong Aktifitas 2017 di Ruang Seminar, Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta.
Selain Pameran 17I71, dua pameran lainnya juga cukup baik di apresiasi masyarakat yakni Pameran South East Asia Plus Triennale 2016 (18.728 pengunjung) dan Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia Manifesto V: Arus (15.675 pengunjung).
Tiga pameran yang mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat itu, merupakan bagian dari 23 pameran temporer yang dihelat Galeri Nasional Indonesia sepanjang tahun ini. Oleh karenanya, tegas Tb.Andre untuk Pameran 17I71 di Tahun 2017 nanti, Galeri Nasional Indonesia telah mempersiapkan diri untuk menyelenggarakannya kembali.
Catatan penting lainnya, Galeri Nasional Indonesia telah berhasil melakukan Konservasi terhadap 795 karya, me-Restorasi 6 karya dan meng-Akuisisi 5 karya seniman diantaranya Bermain Dakon (Instalasi karya Siti Adiyati), Potret Diri (karya Soenarto PR), Merapi (karya Chandra Johan), serta Atlantis van Java dan Soulscape Road ( karya Oscar Motulloh). Selain telah melakukan inventarisasi penghitungan aset karya Galeri Nasional Indonesia untuk dilaporkan ke Dirjen Kekayaan Negara.
Galeri Nasional Indonesia tidak saja di dalam negeri, namun di luar negeri juga melakukan sejumlah dukungan pada event seni rupa di forum internasional seperti Kolkata International Performance Art Festival (KIPAF) 2016 (Kolkata, India); The 10th Annual Carnival of e-Creativity (Shilong, India); Pameran Seni Rupa Sculpture at Scenic World, Katoomba, Blue Mountains (Sydney Australia); Koganecho Artist in Residence Program (Tokyo Jepang); Symposium for Modern Ceramic Art 2016 (Bangkok Thailand); Group Exhibition of ASEAN-China Academies of Fine Arts (GEACAFA, Tianjin Tiongkok); Teksiltur Residency 2016 (Reykjavik Islandia); Setouchi Triennale Asia Art Platfrom 2016 (Fukuda Jepang); Gwangju Biennale 2016 (Korea); dan Artist in Residence Taipei Program 2016 (Taipei Taiwan).
Sementara itu di Tahun 2017 Galeri Nasional Indonesia di forum internasional tengah mempersiapkan karya 4 seniman terpilihnya untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia di Brussels dan Antwerp, Belgia dalam rangka Indonesia Guest Country Europalia 2017. Sebuah festival seni budaya dua tahunan yang diinisiasi Kerajaan Belgia. Dan di Europali 2017 Indonesia pun menampilkan teater, tari, musik, sastra, literasi, film dan gastronomi.
Dan tahun 2016 ini Galeri Nasional Indonesia mengalami kenaikan pengunjung secara signifikan sebesar 57 persen (231.747 pengunjung), dibandingkan tahun lalu sebanyak 139.470 pengunjung (2015). Tidak itu saja tahun ini pun Geleri Nasional Indonesia telah melibatkan 1.881 seniman dengan 1.365 karyanya.
Sebagai catatan akhir kaleidoskop Galeri Nasional Indonesia, di tahun 2017 nanti sejumlah kegiatan reguler, dua atau tiga tahunan, pameran seni rupa tetap menjadi fokus kegiatan seperti Pameran Seni Rupa Nusantara yang menghadirkan karya seniman dari seluruh propinsi di Indonesia, Triennale Seni Patung Kontemporer Indonesia, Pameran Keliling Galeri Nasional Indonesiadi Lampung dan Gorontalo, Pameran Gambar Cadas, serta tentunya Pameran Koleksi Seni Rupa Kepresidenan yang telah dicanangkan sebagai pameran dilakukan secara reguler itu dan Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia dalam rangka Europalia 2017.
Disamping tentunya sejumlah pameran tunggal seperti Pameran Tunggal Nasjah Djamin, Natee Utarit, Yuswantoro Adi, Budi Ubrux, dan Hafiz Ranca Jale.
(tjo; foto mm