Jakarta,-
Kabupaten Batang – Jawa Tengah, didapuk menjadi tempat perhelatan Festival Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 2016, 7 – 9 Desember 2016, bekerjasama dengan Bina Swadaya dan Pemda Kabupaten Batang, demikian dikatakan Bambang Ismawan MSc (Pendiri LSM Bina Swadaya dan Pegiat Kewirausahaan Sosial), didampingi Prof. Paulus Wirutomo, Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia serta Direktur Majalah Trubus, motor penggerak kegiatan tersebut.
Kegiatan diisi dengan rangkaian kegiatan ilmiah dan hiburan, yang menghadirkan pula pemerintahan Pusat dan Daerah, khususnya Jawa Tengah, serta mendatangkan para pakar wirausaha sosial dari berbagai negara, lanjutnya.
Kegiatan nantinya dibuka Menteri Desa Transmigrasi dan PDT, serta dihadiri pula Dirjen di Kementerian Desa PDTT, Gubernur Jateng, Bupati dan Walikota se-Jateng, Pemda Tingkat I dan Tingkat II se Jateng, BUMDes Jateng, Kepala Desa se-Kabupaten Batang, Kalangan Perguruan Tinggi, Pengusaha dan Praktisi Agribisnis.
Pembukaan festival direncanakan diawali oleh gelar batik khas Batang dan Fashion Show, penampilan The Professor Band, gelar seni khas daerah, dengan mengambil tempat di panggung utama dan panggung Pendopo Kabupaten. Sekaligus diselingi sosialisasi BUMDes dan potensi unggul berbagai Desa yang dikemas dalam hiburan yang menarik.
Adapun nara sumber seminar menghadirkan Prof. Ahmad Erani Yustika, Dirjen Kementerian Desa DTT, Prof. Paulus Wirutomo, Bambang Ismawan MSc, Franciscus Welirang , serta perwakilan dari ASEC (Asian Solidarity Economy Council) – yakni himpunan organisasi-organisasi di Asia yang peduli pada pengembangan ekonomi rakyat dan sosial entrepreneurship.
Workshop dan temu bisnis untuk para Pengelola BumDes, Praktisi, Pemda Tk I se-Jateng, serta Kepala Desa dan Lurah se Kabupaten Batang menjadi akhir dari seminar ini. Dengan menampilkan BUMDes-BUMDes Terbaik di Indonesia, para pakar dari negara undangan, dan Pengusaha sukses Agribisnis, menjadi akhir perhelatan ini.
Workshop nantinya sebagai transfer pengetahuan dari BUMDes yang berhasil serta dari para praktisi agribisnis kepada BUmdes lain yang sedang tumbuh atau baru berdiri. Transfer pengetahuan meliputi pengembangan keuangan mikro, pengembangan kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), teknologi tepat guna, rantai pasok serta, pengembangan produk dan jasa lokal yang spesifik. Disamping memperkenalkan juga pengembangan komoditas pangan, sayuran serta komoditi hortikultura. Sementara Temu Bisinis lebih mengarah untuk menjalin kerjasama antar petani dan pedagang/pengusaha.
“Secara konseptual, orientasi BUMDesa bermuara pada kewirausahaan sosial yaitu pengembangan usaha sambil mencerdasan kehidupan masyarakat, kemandirian, kesejahteraan serta kelestarian lingkungan berkelanjutan”, ungkap Bambang Ismawan.
Karena, tambahnya lagi, dalam operasionalisasinya, orientasi tersebut diusung oleh 3 pilar utama tata kepemerintahan yang baik, yakni masyarakat (KSM/Kelompok Swadaya Masyarakat)–Pemerintah (Desa/kabupaten)–dan pihak ketiga (swasta), sehingga orientasi BUMDes sangat berpeluang dicapai dengan mekanisme demokratis.
Bina Swadaya, penggagas ini merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang memiliki pengalaman 50 tahun lebih dalam pendampingan dan penguatan kelompok masyarakat, evaluasi kinerja pendampingan, serta peningkatan kapasitas personil pendamping. Berbekal pengalaman, Bina Swadaya memandang kebijakan Dana Desa oleh Pemerintah merupakan momentum terbangunnya ekonomi masyarakat desa yang mandiri. Dan pembangunan itu bisa bersifat adil dan mandiri bila dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa yang partisipatif dan berwatak kewirausahaan sosial, mandiri serta berkelanjutan.
Oleh karenanya, Bina Swadaya bersama Pemerintah Kabupaten Batang sejak Mei 2016 bekerjasama melakukan pendampingan, dan penguatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang akan menjadi unsur penting terbangunnya BUMDes. Usaha pendampingan mencakup pengembangan berbagai infrastruktur di desa, seperti infrastruktur sosial, infrastruktur finansial, dan infrastruktur produksi.
Adapun realisasi Pendampingan Bina Swadaya di Pedesaan Kabupaten Batang melalui pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), kerjasama ekonomi kelompok melalui kegiatan simpan pinjam, pembangunan rantai pasok yang adil dan menguntungkan masyarakat, pengembangan teknologi tepat guna untuk pedesaan, pelestarian lingkungan hidup, pengembangan komoditas masyarakat lokal yang spesifik, peningkatan kapasitas pengurus BUMDes untuk mendorong tata kelola yang baik.
Mengingat bahwa gerakan masyarakat lokal untuk mengembangkan BUMDes juga sudah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, maka Bina Swadaya dan Pemda Kabupaten Batang menyelenggarakan Festival BUMDes Tingkat Nasional sebagai suatu upaya sinergitas untuk saling belajar dan berjejaring bagi berbagai kalangan seperti Pemerintah Daerah, Desa, para pakar, pengusaha, Perguruan Tinggi, LSM dan sebagainya.
“Harapannya menjadi inspirasi untuk mensosialisasikan dan mempromosikan BUMDes pada kalangan masyarakat yang lebih luas secara Nasional. Selain itu juga terjadinya proses Sosialisasi dan Pembelajaran Masyarakat baik lokal maupun nasional mengenai BUMDes sebagai ikon pengembangan ekonomi Desa yang mandiri dan berwatak kewirausahaan,“ tutur Paulus Wirutomo.
Kegiatan ini juga akan diisi dengan bazar di Pendopo Kabupaten Batang dan sepanjang Jl. Veteran, Batang yang akan menampilkan BUMDes dan produknya, produk unggulan daerah, aneka produk pertanian, komoditi pangan dan olahan, sarana produksi pertanian, batik dan kerajinan, serta tidak ketinggalan aneka kuliner.
Desa merupakan akar dari pohon Indonesia, maka penguatan desa untuk mewujudkan desa mandiri dan sejahtera merupakan prasyarat utama bagi tercapainya Indonesia sejahtera. Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
(gha/mm; foto ist